Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melakukan penguatan dan penajaman bisnis di 2023. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan terdapat tiga fokus utama pada tahun ini.
“Pertama, strategi di tengah kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas. Dengan mengelola likuiditas secara optimal dan menjaga biaya dana atau cost of fund tetap rendah. Walaupun tantangannya tidak mudah,” ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI Pada Selasa (28/2).
Oleh sebab itu, Bank Mandiri akan mendorong pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA). Hal ini dengan mengoptimalkan kanal digital untuk akuisisi dan mendorong peningkatan transaksional nasabah.
Kemudian, mengoptimalkan peluang bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale secara close-loop. Juga menggarap potensi bisnis unggulan berbasis kewilayahan.
Baca Juga: Tangkap Peluang dan Mitigasi Risiko, Bos Bank Mandiri Ungkap 4 Tren Perbankan di 2023
“Kedua, melanjutkan pertumbuhan kinerja secara sustainable. Dengan cara memperkuat indikator keuangan dengan pertumbuhan market share kredit dan DPK, kualitas yang terjaga. Juga mempertajam road map strategi,” tambah dia.
Ketiga, Bank Mandiri akan melakukan akselerasi digital yang progresif guna melanjutkan pertumbuhan bisnis melalui inisiatif digital. Bank berlogo pita emas ini akan memperluas basis nasabah Livin’ dan Kopra. Meluncurkan bisnis model baru seperti Sukha dan paylater. Juga meluncurkan fitur baru dan inovatif pada platform Kopra.
Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik, Bank Mandiri memetakan tren perbankan tahun ini. Darmawan menyebut lewat tren itu, bank bisa menangkap peluang serta melakukan mitigasi risiko.
“Pertama, suku bunga diproyeksikan tetap tinggi hingga semester pertama 2023. Sehingga, berpotensi meningkatkan persaingan dalam menghimpun dana murah dan meningkatkan cost of fund (biaya dana) perbankan,” katanya.
Kendati demikian, Bank Mandiri memperkirakan pada akhir tahun suku bunga kredit perbankan akan terus melandai. Darmawan menambahkan kondisi pelandaian suku bunga akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Permintaan Kredit Investasi Perbankan Menunjukkan Peningkatan
“Kedua, normalisasi harga komoditas terutama batu bara dan CPO sehingga berpotensi menurunkan permintaan kredit terutama pada segmen korporasi. Ketiga, peluang pertumbuhan pada pembiayaan project hilirisasi untuk meningkatkan value added ekspor Indonesia yang sejalan dengan fokus pemerintah,” tambah Darmawan.
Keempat, bos Bank Mandiri ini melihat perbankan akan terus mengintegrasikan pembiayaan berkelanjutan ke dalam pengembangan bisnis dan operasional bank. Hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan pembiayaan hijau dan turut membangun ekosistem ekonomi hijau.
Darmawan menyatakan Bank Mandiri mencetak laba bersih senilai Rp 41,2 triliun di sepanjang tahun 2022. Nilai itu tumbuh 46,89% dari posisi 2021 sebesar Rp 28,02 triliun.
Dia menyebut, kinerja yang solid ini tak terlepas dari kondisi makroekonomi yang membaik. Lalu didukung oleh kebijakan strategis pemerintah dan regulator dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Baca Juga: BI Tambah Mitra Pembayaran Antar Negara, Bankir Targetkan Transaksi QRIS Melesat
Tercatat, hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 1.050,15 triliun menjadi Rp 1.202,2 triliun.
Bank Mandiri optimistis pertumbuhan kredit di tahun 2023 mampu tumbuh di kisaran 10%-12% secara YoY. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.
“Selain dari perspektif sektoral, kami juga terus mengoptimalkan bisnis turunan dari ekosistem nasabah wholesale dan sektor unggulan di masing-masing wilayah,”terang Darmawan.
Berkat pencapaian kredit itu, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp 1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5% secara tahunan.
Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Permintaan Kredit Investasi Perbankan Terus Meningkat
Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan. Pencapaian kredit Bank Mandiri tahun lalu pun melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35% di tahun 2022 lalu.
Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 414,1 triliun, pada akhir 2022, tumbuh 11,8% dari periode tahun sebelumnya Rp 370,2 triliun.
Kinerja intermediasi itu diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News