kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hadapi Krisis Global, Asbisindo Imbau Bank Syariah Jaga Likuiditas


Kamis, 06 Oktober 2022 / 18:37 WIB
Hadapi Krisis Global, Asbisindo Imbau Bank Syariah Jaga Likuiditas
ILUSTRASI. Ancaman resesi global yang ada di depan mata harus direspon dengan bijak oleh perbankan syariah.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman resesi global yang ada di depan mata harus direspon dengan bijak oleh perbankan dalam menjaga stabilitas sektor keuangan dalam negeri. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi menyatakan penting bagi kelompok bank syariah untuk menjaga likuiditas.

“Dalam kondisi krisis, paling penting menjaga likuiditas. Cash or liquidity is king. Sehingga, kita bersiap membangun funding franchise kita, agar bisa memiliki dana murah sebanyak mungkin,” ujar Hery yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Kamis (6/10).

Ia mengakui, dengan kenaikan bunga acuan Bank Indonesia di level 4,25% telah direspons bank dengan menaikkan bunga simpanan. Ia meminta dalam merespons kebijakan regulator, jangan sampai terjadi perebutan dana masyarakat di pasar.

“Selain itu, kita harus berbenah diri masing-masing di Industri (bank syariah) agar siap menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Sehingga perlu membuat stress test, plan for the best, and prepare for the worst,” tutur Hery.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia akan Rights Issue, Bank Mandiri Siap Menyerap Seluruh Haknya

Ia menyatakan, saat ini industri perbankan syariah perlu bersiap untuk menghadapi tantangan ke depannya. Mulai dari perubahan perilaku nasabah yang semakin gemar melakukan transaksi digital mengharuskan bank syariah memberikan layanan digital secara optimal.

Selain itu, jaringan bank syariah yang sangat kecil jumlahnya dibandingkan jumlah populasi masyarakat Indonesia yang besar. Hery menyatakan tantangan inklusi keuangan syariah masih rendah di level 9,1%. Sedangkan tingkat literasi keuangan syariah masih di level 8,93%.

“Tantangan lainnya, perbankan syariah secara umum masih butuh tambahan modal untuk bisa lebih besar dan bisa beri layanan yang lebih baik. Saat ini, belum ada bank syariah  yang masuk menjadi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti 4,” paparnya.

Sebagai gambaran, pada 2021 lalu total modal bank konvensional mencapai Rp 1.518 triliun. Sedangkan Bank Konvensional baru Rp 51 triliun, jauh tertinggal dari kelompok bank konvensional.

Baca Juga: Agresif Akuisisi Pengguna, BSI Catat Pengguna BSI Mobile Tembus 4,07 Juta User

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×