kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hadapi Persaingan Bisnis dengan Bank Besar, Ini yang Dilakukan BPD


Selasa, 22 Oktober 2024 / 19:44 WIB
Hadapi Persaingan Bisnis dengan Bank Besar, Ini yang Dilakukan BPD
ILUSTRASI. Penerapan digitalisasi terus digencarkan pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) . ANTARA FOTO/Jojon


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penerapan digitalisasi terus digencarkan pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) guna menghadapi persaingan bisnis dan menjawab kebutuhan pasar.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya, dalam proses digitalisasi ini, Bank Jatim melakukan pengembangan Aplikasi Mobile dan Layanan Perbankan Digital melalui JConnect Mobile Banking.

Selain itu, melakukan penambahan fitur transaksi seperti pembayaran tagihan, dan pembelian produk digital secara langsung dari ponsel. Bank Jatim juga tengah mengembangkan juga JConnect Mobile yang akan memiliki fitur lebih terintegrasi, baik dari sisi pinjaman dan fasilitas lain.

Baca Juga: BPD Mencuil Peluang dari Bisnis Kartu Kredit Pemerintah Daerah

Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan, seluruh bank saat ini memang dituntut secara masif dalam mengembangkan layanan digital, untuk menghadapi tantangan besar dalam era digitalisasi, terutama karena persaingan dengan bank nasional dan bank digital yang lebih besar. 

"Pengembangan mobile banking Perseroan sudah secara roadmap masterplan terstruktur. Fitur yang dikembangkan di tahun 2024 ini sudah terealisasikan dengan baik, mulai dari sistem pengembangan Virtual account untuk ekosistem rumah sakit, dan bidang Pendidikan," kata Edi kepada kontan.co.id, Selasa (22/10).

Hal ini pun tercermin dari realisasi pertumbuhan pengguna JConnect Mobile mengalami pertumbuhan signifikan setiap periodenya. Di mana bulan Januari 2024 sebanyak 651.997 pengguna, dan pada September 2024 jumlah pengguna sudah mengalami peningkatan hingga 770.548 pengguna, peningkatannya lebih dari 18%.

Peningkatan jumlah pengguna yang signifikan ini, disebut Edi juga diikuti dengan jumlah transaksinya, utamanya penggunaan QRIS. Adapun target Bank Jatim ke depan dalam pengembangan JConnect Mobile adalah memulai integrasi penggunaan sistem AI ke dalam ekosistem digital, serta menjadi Bank dengan penggunaan transasksi QRIS terbanyak di Jawa Timur. Untuk target pengguna JConnect Mobile, Bank Jatim menargetkan mengalami peningkatan lebih dari periode 2024. 

Di sisi lain, Edi menyampaikan tantangan Pengembangan Layanan Digital Bank Jatim adalah Infrastruktur Teknologi yang masih perlu ditingkatkan, di mana meskipun Bank Jatim telah melakukan investasi di infrastruktur IT, tantangan seperti keterbatasan sistem teknologi yang andal dan skalabilitas masih menjadi masalah.

Baca Juga: Perbankan Pacu Penjualan Aset Bermasalah

"Mengembangkan infrastruktur yang sebanding dengan bank nasional besar dan bank digital memerlukan investasi yang terus-menerus. Selain itu, terkait literasi digital nasabah dimana banyak nasabah BPD, khususnya di daerah pedesaan, mungkin belum terbiasa dengan layanan digital. Tingkat literasi digital yang rendah dan keterbatasan akses internet di beberapa daerah menjadi hambatan dalam adopsi layanan digital secara luas," jelasnya.

Adapun, pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat BPD melalui kerja sama dan integrasi antar-BPD disebut Edi memiliki dampak yang signifikan pada digitalisasi BPD, termasuk Bank Jatim.

Dampak KUB adalah sinergi dan peningkatan Kapasitas dalam mengembangkan infrastruktur digital bersama. Kedua, Percepatan Implementasi Teknologi dimana KUB memberikan kesempatan bagi BPD untuk mengadopsi teknologi baru secara kolektif. Misalnya, pengembangan layanan digital seperti QRIS, integrasi fintech, atau platform pinjaman online bisa dilakukan lebih cepat karena didukung oleh sinergi antar-BPD.

"Secara keseluruhan, KUB dapat menjadi alat penting dalam mempercepat transformasi digital BPD, tetapi tantangan harmonisasi dan integrasi antar-bank perlu diatasi dengan strategi yang matang agar hasilnya efektif," tandasnya.

PT Bank BPD DIY juga berkomitmen dalam transformasi digital dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Bank BPD DIY juga konsisten menjadi mitra kerja sama digitalisasi keuangan Pemda DIY.

"Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan seluruh Pemda, Pemkab, dan Pemkot di DIY dalam meraih peringkat Digital dalam Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda (IETPD) melalui sinergi dengan Bank BPD DIY," ungkap Direktur Pemasaran PT Bank BPD DIY Agus Tri Murjanto .

Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk, Ini Penyebabnya

Selain itu, Edi menyebut, Bank Indonesia sendiri memetakan kualitas transformasi keuangan digital Bank BPD DIY terutama kaitannya dalam mendukung elektronifikasi transaksi Pemda dalam klaster 3 (dengan level tertinggi pada klaster 4).

Saat ini, Bank BPD DIY telah mengembangkan beberapa kanal yang secara spesifik menjawab kebutuhan Nasabah. Bagi Nasabah perorangan, perseroan menyediakan BPD DIY Mobile. Untuk Nasabah lembaga dan korporasi, perseroan menyediakan Cash Management System untuk mendukung pengelolaan keuangan.

Selain itu, bagi pelaku usaha ritel, Bank BPD DIY juga memiliki layanan merchant QRIS yang dapat bertransaksi dengan seluruh lembaga jasa keuangan.

Agus membeberkan, bahwa Bank BPD DIY Mobile telah memiliki beragam fitur yang dirancang untuk menjawab kebutuhan Nasabah dan stakeholder. Sejumlah fitur unggulan BPD DIY antara lain, transfer dana BI Fast dan Online, payment (PBB, Retribusi, Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Daerah, Tagihan Pulsa, Tagihan Listrik, BPJS Kesehatan, Tagihan PDAM, Pembayaran Universitas, Tagihan E-Commerce, Tiket KAI dan Garuda).

Selain itu, purchase (Pulsa Parbayar, Token Listrik, TopUp Ewallet), dan Digital On Boarding – Pembukaan rekening dari aplikasi mobile banking.

Per September 2024 BPD DIY mencatatkan jumlah pengguna mobile banking mencapai 238.538, CMS sebanyak 4.351, dan Merchant QRIS sebanyak 118.475

Adapun frekuensi transaksi untuk mobile banking mencapai 7,3 juta transaksi, CMS 1,2 juta transaksi, dan Merchant QRIS 3,4 juta transaksi.

Baca Juga: Menilik Tantangan Permodalan BPD

"Animo Nasabah dalam menggunakan layanan digital dapat tergambar dengan baik pada potret tingkat penggunaan kanal-kanal digital kami, di antaranya Mobile Banking, CMS, dan merchant QRIS," katanya.

Ke depan, Bank BPD DIY berkomitmen untuk terus memperluas dan meningkatkan kualitas layanan digital, antara lain melalui kolaborasi dengan penyedia layanan digital lain untuk memperluas jangkauan dan variasi layanan digital.

"Bank BPD DIY juga sedang merancang upgrade aplikasi mobile banking menjadi super-app dengan konsep one-stop-service sehingga semakin memudahkan Nasabah dalam mengakses layanan keuangan digital kapan pun dan di manapun," kata Agus.

Di sisi lain, pihaknya memahami bahwa perkembangan teknologi digital sangat pesat dan dinamis. Banyak faktor yang mempengaruhi arah perkembangan digital.

Walau demikian, pihaknya optimis bahwa dengan komitmen dan sinergitas antara Bank BPD DIY dengan pemerintah daerah maupun pihak-pihak lain terkait layanan keuangan digital, pihaknya dapat menjawab setiap tantangan tersebut dengan menghadirkan fitur berkualitas yang tanggap terhadap perkembangan jaman dan kebutuhan masyarakat.

Adapun Direktur Utama (Dirut) Bank BJB Yuddy Renaldi sekaligus Ketua Umum Asbanda membeberkan, tantangan dalam pengembangan layanan digital. Menurutnya, tantangan utamanya adalah literasi dan edukasi yang harus ditingkatkan kepada masyarakat agar menjadi aware dengan digitalisasi yang memudahkan dan aman digunakan.

Di bank bjb sendiri, pihaknya melakukan proses transformasi digital berupa perubahan bisnis proses dengan menggunakan digitalisasi, improvement aplikasi, re-engineering sumber daya manusia yang berbasis IT dan digital, peningkatan program marketing serta peningkatan digital ekosistem dengan pihak ketiga. 

Baca Juga: OJK Sebut Ada BPD Masuk Pipeline IPO, Bank DKI Salah Satunya

Sementara untuk KUB juga akan dilakukan transformasi digital dengan menggunakan platform-platform yang sudah tersedia di bank bjb sehingga proses development dapat berjalan baik, selain tentunya diperlukan evaluasi infrastruktur dan system jaringan agar bisa mendukung proses implementasinya.

"Bank bjb juga membantu pembuatan join promo marketing serta keagenan agar fee based di masing-masing KUB dapat  optimal," ujarnya.

Untuk pengembangan mobile banking disebut Yuddy sudah mengarah ke Superapps, di mana mobile banking sudah dilengkapi dengan fitur customer on boarding (buka rekening online), multi source of fund dengan eWallet Digicash, cardless, biometric login serta dilengkapi dengan ratusan fitur.

"Selain itu, mobile banking Digi bank bjb juga mempunyai tingkat keamanan yang baik di mana sudah dilengkapi dengan fitur pelindung keamanan (Ipvication) untuk mencegah phishing dan social engineering," tambahnya.

Terlihat dari pengguna Digi saat ini sudah mencapai 2,1 juta di mana terjadi pertumbuhan 29,21% YoY.

Untuk transaksi Digi naik di atas 5% secara year on year di bandingkan tahun sebelumnya. Pihaknya juga menargetkan pengguna Digi naik sekitar 40%-50%, dengan pertumbuhan transaksi di harapkan bisa tumbuh di atas 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×