Reporter: Sanny Cicilia, Yuliana Sukmawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Penurunan harga emas ikut berimbas pada PT Pegadaian. Perusahaan ini mencatat penurunan laba hingga 22% pada periode semester I-2013, dibandingkan setahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba di akhir Juni tercatat sebesar Rp 718,97 miliar. Setahun sebelumnya, Pegadaian masih meraup laba bersih Rp 929,08 miliar.
Sejatinya, pendapatan Pegadaian masih naik 6,14% menjadi Rp 4,08 triliun. Namun, beban perusahaan naik, terutama untuk pos amortisasi dan penyisihan utang. Umumnya, beban ini naik ketika terjadi karena penurunan nilai atau penghapusan utang.
Suwhono, Direktur Utama Pegadaian, mengakui tergerusnya laba perusahaan terimbas penurunan harga emas. Maklumlah, sebanyak 90% dari jaminan gadai adalah emas juga berlian. Baru sisanya berupa jaminan non-emas, seperti elektronik, kendaraan bermotor, kain, hingga gerabah.
Penurunan harga emas ini telah meningkatkan jumlah saldo aktiva tidak produktif. Ketika harga emas merosot, harga dasar minimal lelang lebih tinggi dibanding harga jual emas. Akibatnya, ketika Pegadaian menjual barang jaminan yang tidak ditebus nasabah, perusahaan merugi karena nilainya lebih kecil dari kewajiban nasabah.
Kerugian Pegadaian menanjak di semester I ini seiring penurunan harga emas. Pada awal tahun, saldo aktiva tidak produktif hanya Rp 3,38 miliar. Sedangkan akhir Juni, membengkak menjadi Rp 882,80 miliar.
Berdasarkan catatan Pegadaian, harga emas di awal tahun sebesar US$ 1.690 per ons troi. Namun, di bulan Juni sebesar US$ 1.247 per ons troi. Selama semester I-2013, harga emas melorot 26%.
Membina nasabah
Pegadaian sudah menyiapkan beberapa langkah menahan laju penurunan keuntungan lebih besar. Salah satunya, melakukan pembinaan pada nasabah agar pembayaran gadai tetap lancar. "Kami juga akan melakukan efisiensi dalam segala bidang biaya tanpa mengurangi kualitas layanan," kata Suwhono.
Pegadaian juga akan memberikan kesempatan waktu pada nasabah menyelesaikan kewajiban. Terakhir, perusahaan akan melakukan lindung nilai atau hedging, agar tidak terpukul penurunan harga emas.
Dalam laporan keuangannya, Pegadaian mengatakan, akan menghubungi kembali nasabah untuk diulang gadai dengan mengangsur selisih uang pinjaman. Pegadaian juga melakukan penjualan aset tidak produktif dan memberi opsi pembayaran dengan cicilan. Bahkan, Pegadaian tak segan memberikan voucher diskon pada nasabah.
Suwhono yakin, gadai emas tetap diminati. "Jumlah nasabah sejauh ini terus meningkat, tapi karena harga turun, nilai pinjaman jadi berkurang," kata dia.
Untuk memitigasi risiko, Pegadaian juga akan menurunkan loan to value (LTV) atas barang yang digadai. Itu artinya, duit pinjaman yang diterima nasabah bisa lebih sedikit dari nilai benda yang digadai. Pegadaian juga menetapkan Standar Taksiran Logam Emas (STLE) setiap hari, berdasarkan prediksi harga emas dalam empat bulan mendatang .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News