kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hasil Investasi Asuransi Jiwa Merekah pada 2023, Ini Pendorongnya


Rabu, 28 Februari 2024 / 20:48 WIB
Hasil Investasi Asuransi Jiwa Merekah pada 2023, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Seorang melintas di depan logo perusahan asuransi yang beradadi Rumah AAJI, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon/19/08/2016


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa mencatat hingga akhir tahun 2023, hasil investasi industri asuransi jiwa tercatat meningkat 46,2% jika dibandingkan dengan periode tahun 2022 menjadi Rp 32,03 triliun. 

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengungkapkan peningkatan yang terjadi pada hasil investasi ini didorong oleh kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu, menurutnya pertumbuhan positif hasil investasi ini juga dipengaruhi oleh kinerja positif imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN).

"Porsi penempatan investasi SBN industri asuransi jiwa semakin meningkat, sehingga ini dapat mendongkrak hasil investasi asuransi jiwa," jelas Togar pada Kontan, Rabu (28/2).

Kepala Departemen Investasi AAJI Rahmat Syukri juga mencatat total investasi asuransi jiwa sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 541,17 triliun meningkat 0,8% dari tahun 2022. 

Baca Juga: Asuransi Kredit Jadi Penyumbang Terbesar Pembayaran Klaim pada 2023

Ia juga mencatat investasi asuransi jiwa pada Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebesar Rp 183,23 triliun. SBN memberikan porsi terbesar pada investasi industri asuransi jiwa hingga lebih dari 80%. Sedangkan penempatan pada saham sebesar Rp 150,36 triliun, reksadana Rp 78,20 triliun, sukuk korporasi Rp 44,08 triliun dan deposito Rp 40,05 triliun. 

Melihat hasil investasi di tahun 2023 yang tumbuh sangat positif, Togar berharap hasil investasi industri asuransi jiwa tetap bertumbuh positif di tahun 2024. 

Namun demikian, menurutnya hasil investasi perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya portofolio bisnis, kondisi pasar, risk apetite hingga kewajiban keuangan perusahaan. Togar menambahkan hal-hal tersebut akan sangat berpengaruh pada strategi investasi perusahaan.

"Sehingga perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan strategi investasinya tentunya disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing perusahaan," ujar Togar.

Togar menambahkan kondisi geopolitik yang belum reda dan masih menghangatnya kondisi politik nasional juga akan sedikit banyak mempengaruhi kondisi perekonomian nasional yang mana kedua hal tersebut pastinya akan mempengaruhi imbal hasil investasi. 

Dengan begitu AAJI pun telah mempersiapkan strategi guna mencapai target hasil investasi di tahun 2024. Menurut Togar dalam hal menempatkan investasi, industri asuransi jiwa akan memfokuskan pada instrumen investasi yang memiliki tenor waktu jangka panjang dengan tingkat bunga dan risiko yang sesuai dengan portofolio bisnis asuransi jiwa. 

Ia juga menambahkan sangat penting bagi setiap perusahaan asuransi jiwa untuk memiliki rencana investasi yang cermat dan mengikuti prinsip-prinsip manajemen risiko yang kuat. 

Baca Juga: Premi Industri Asuransi Tumbuh 15,3% pada 2023 Menjadi Rp 103 Triliun

"Target hasil investasi harus sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan dan perlu diperbarui secara berkala sesuai dengan perubahan dalam lingkungan ekonomi," ucapnya. 

Sejalan dengan angka pertumbuhan yang dicatatkan oleh AAJI PT BNI Life Insurance atau BNI Life menargetkan hasil investasi di tahun 2024 akan mencapai Rp 1,5 triliun.  

Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mencatat hasil investasi perusahaan pada tahun 2023 sebesar Rp 1,56 triliun. Angka tersebut menurutnya mengalami kenaikan sekitar 36% jika dibandingkan tahun 2022. 

"Hasil investasi tahun 2023 tumbuh cukup signifikan," jelas Eben pada Kontan, Rabu (28/2).

Eben mengatakan hingga saat ini BNI Life berinvestasi paling banyak di instrumen pendapatan tetap yang memiliki porsi sekitar lebih dari 80%. Menurutnya hal ini sesuai dengan tujuan BNI Life yaitu asset liability matching sehingga instrumen yang paling baik untuk underlying asset perusahaan asuransi adalah fixed income.

"Sedangkan untuk saham dan deposito masing-masing hanya di bawah 5% dan sisanya ada pada Reksadana," ujar Eben.

Begitu pula dengan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) yang sangat optimis tren investasi akan cenderung positif di tahun 2024. 

Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama mengatakan akan tetap optimis untuk investasi asuransi jiwa di tahun 2024. Menurutnya dorongan penurunan suku bunga yang ada saat ini akan akan menaikkan stimulus investasi. 

Selain itu, Vivin juga mengatakan setelah pemilu investor akan lebih berani mengimplementasikan strategi investasinya sesuai kondisi yang ada. 

"Investor yang semula menerapkan prinsip wait and see karena volatilitas pasar, akan lebih berani mengimplementasikan strategi investasinya," ungkap Vivin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×