Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil investasi perusahaan asuransi jiwa menunjukkan pertumbuhan positif hingga akhir 2024, didukung oleh meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi serta kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed.
PT MSIG Life Tbk (LIFE) melaporkan hasil investasi sebesar Rp 607 miliar pada Oktober 2024, lebih tinggi dibandingkan Rp 598 miliar pada September 2024.
“Hasil investasi kami di Oktober 2024 ini memang tumbuh cukup besar, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” ujar Equity Research & Unitlink Strategy Manager MSIG Life, Wiratama, kepada Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Baca Juga: Penurunan BI Rate Jadi Angin Segar Terhadap Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa
Menurut Wiratama, alokasi terbesar dana investasi, termasuk dana PAYDI atau unitlink nasabah, adalah pada obligasi pemerintah sebesar 56%, diikuti obligasi korporasi 16%, saham 14%, serta sisanya di reksadana dan pasar uang. Sementara itu, tanpa memperhitungkan dana PAYDI, alokasi investasi terbesar adalah obligasi sebesar 86%, pasar uang 12%, dan saham 2%.
“Obligasi pemerintah dipilih sebagai instrumen investasi dengan alokasi terbesar karena menawarkan imbal hasil kompetitif, risiko rendah, dan jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” jelasnya.
Wiratama menambahkan, volatilitas pasar diperkirakan masih tinggi hingga akhir tahun. Faktor-faktor seperti perlambatan penurunan suku bunga oleh BI dan The Fed, serta keluarnya dana asing dari pasar negara berkembang akibat kemenangan Trump dalam pemilu AS, menjadi tantangan utama.
Baca Juga: Hasil Investasi Industri Asuransi Jiwa Rp 12,32 Triliun pada Kuartal I-2024
“Namun, kami melihat tekanan jual dari investor asing sudah terealisasi (priced-in), terlihat dari berkurangnya outflow,” ujarnya. Selain itu, valuasi saham domestik yang murah serta potensi pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan baru dapat menjadi katalis positif bagi pasar saham.
Ia juga menyoroti bahwa yield obligasi pemerintah 10 tahun yang kembali ke level 6,9% pasca penurunan probabilitas pemangkasan suku bunga menjadikan instrumen ini semakin menarik untuk akumulasi.
Senada dengan itu, Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengungkapkan pertumbuhan investasi perusahaan per September 2024. Untuk portofolio non-unitlink, pertumbuhannya mencapai 120% secara tahunan, sedangkan portofolio PAYDI naik 232% secara tahunan. Hasil investasi BNI Life hingga September 2024 tercatat sebesar Rp 723,61 miliar.
Neny menjelaskan, pencapaian ini didukung oleh strategi perusahaan dalam mengoptimalkan hasil investasi, aktif melakukan trading dan realized gain, serta memanfaatkan momentum pasar.
Baca Juga: Sejumlah Asuransi Jiwa Catatkan Kinerja Positif pada Kanal Digital
“Kami juga tetap mengoptimalkan instrumen saham karena kami melihat cukup banyak saham yang masih under price sehingga layak untuk di-maintain,” katanya kepada *Kontan*, Jumat (22/11).
Neny menambahkan, sekitar 90% porsi investasi berada pada instrumen pendapatan tetap yang terdiri dari obligasi dan reksadana pendapatan tetap. Ia menargetkan hasil investasi BNI Life mencapai Rp 1,09 triliun hingga akhir 2024, seraya menyatakan keyakinannya bahwa target tersebut dapat tercapai.
Selanjutnya: Minat Apartemen Servis untuk Hunian Keluarga dan Rekreasi di Jakarta Meningkat
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 22-24 November 2024, Keju Kraft Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News