kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga April 2021, return unitlink pendapatan tetap paling tinggi


Senin, 10 Mei 2021 / 17:19 WIB
Hingga April 2021, return unitlink pendapatan tetap paling tinggi
ILUSTRASI. Hingga April 2021, return unitlink pendapatan tetap paling tinggi


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja unitlink membaik sampai bulan April 2021 meski masih minus. Kinerja unitlink pendapatan tetap masih menjadi juara dalam memberikan imbal hasil.

Infovesta mencatat hingga 30 April, unitlink pendapatan tetap memberikan imbal hasil -0,73% ytd dari bulan sebelumnya yang sebesar -1,92%. Di urutan kedua ada unitlink saham yang memberikan imbal hasil rata-rata sebesar -1,29% ytd dengan sebelumnya sebesar -1,65%. Terakhir, ada unitlink campuran yang imbal hasilnya sebesar -1,50% ytd dari sebelumnya -1,93%.

“Kinerja unitlink sepanjang April 2021 mengikuti pergerakan indeks pasar masing-masing, seperti pasar saham (IHSG) dan pasar SBN (infovesta government bonds index),” ujar Senior Research Analyst Infovesta Utama Praska Putrantyo kepada Kontan.co.id.

Praska menyebutkan, pada bulan April 2021, kinerja pasar obligasi cukup solid hingga mempengaruhi kinerja indeks unitlink maupun reksadana. Membaiknya pasar obligasi karena meredanya isu lonjakan yield US treasury dan melemahnya mata uang dollar Amerika.

Baca Juga: OJK segera rilis aturan soal pemasaran unitlink, ini gambarannya

Ke depan, Praska menilai, pasar masih  akan dipengaruhi perkembangan isu kasus covid 19  yang meningkat di sejumlah negara dan mutasi baru dari Covid 19 yang mengganggu optimisme dari kebijakan vaksinasi.

“Pergerakan pasar saham juga masih dipengaruhi oleh berlanjutnya aksi jual investor asing di tengah antisipasi terhadap rilis data-data makro ekonomi global maupun domestik serta rilis kinerja emiten sepanjang Q1-2021 yang diperkirakan belum seoptimis prediksi awal,” ujar Praska.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat bisa masuk ke produk unitlink untuk akumulasi secara bertahap. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa produk unitlink tidak sama dengan produk reksadana.

“Karena unitlink itu bukan reksadana dan bersifat sebagai pemanis dari asuransi yangg diberikan, maka potensi keuntungan dikembalikan ke profil nasabahnya,” imbuh Praska,

Salah satu perusahaan asuransi yang memiliki produk unitlink, BRI Life, juga mengungkapkan bahwa portofolio unitlink menunjukkan pertumbuhan dengan baik pada kuartal I-2021. Sedangkan untuk data per April, perusahaan masih belum merekapnya.

“Total dana kelolaan unitlink sampai Maret 2021 mencapai Rp 2,65 triliun, tumbuh lebih dari 80% yoy,” ungkap Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila.

Iwan menilai, minat nasabah untuk membeli proteksi dengan produk unitlink masih terbuka hingga saat ini. Ia juga bilang, pihaknya terus berupaya memastikan adanya standardisasi kompetensi tenaga pemasar, standarisasi proses pemasaran, dan standarisasi tools yang digunakan untuk memitigasi risiko mis-selling.

“Portofolio kami di unitlink pendapatan tetap meningkat signifikan sejalan dengan pengalaman dana kelolaan di BRILife yang menunjukkan kinerja baik dari dana di produk tersebut dalam beberapa tahun terakhir,” tambah Iwan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu juga memprediksi produk unitlink masih memiliki kontribusi yang besar. Dari data AAJI terbaru hingga akhir tahun lalu, Togar menyebutkan bahwa total premi unitlink kontribusinya mencapai 60%.

“Sejak beberapa tahun belakangan ini, kontribusi unitlink selalu meningkat. Tahun ini menurut kami, (produk unitlink) juga akan tetap dominan atau lebih besar kontribusinya dibanding yang tradisional,” ungkap Togar.

Selanjutnya: Hingga Maret 2021, dana kelolaan asuransi jiwa menyentuh Rp 487,16 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×