kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holding Ultra Mikro Akan Jaring Nasabah Baru 8,4 Juta Lagi Hingga 2024


Selasa, 14 November 2023 / 16:59 WIB
Holding Ultra Mikro Akan Jaring Nasabah Baru 8,4 Juta Lagi Hingga 2024
ILUSTRASI. Kontan - BRI Kilas Ultra Micro Online. Author: Arif Ferdianto, Adrianus Octaviano, Ferry Saputra


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini mungkin kesulitan memperoleh modal untuk usahanya tak perlu khawatir lagi. Dengan terbentuknya holding ultra mikro, pemerintah kini gencar mendorong pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Menurut Kementerian Keuangan, pembiayaan Ultra Mikro (UMi) merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha, yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah. Sementara kriteria usaha mikro adalah usaha dengan jumlah aset maksimal Rp 50 juta dan omzet maksimal Rp 300 juta.

Jumlah masyarakat yang belum punya akses ke layanan keuangan formal (unbankable) yang dilayani holding ultra mikro kini terus meningkat. Alhasil, outstanding kredit holding yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) ini kian membesar.

Sejak awal dibentuk pada September 2021, Holding Ultra Mikro menargetkan melayani masyarakat unbankable 45 juta hingga 2024. Per September 2023, jumlah debitur holding ini sudah mencapai 36,6 juta, tumbuh 22% dari September 2021. Artinya, BRI, Pegadaian dan PNM masih harus menjaring 8,4 juta debitur ultra mikro baru hingga ujung 2024.

Total oustanding kredit holding ultra mikro mencapai Rp 590,7 triliun per akhir September 2023, tumbuh 11,6% secara tahunan, menurut datat paparan kinerja BRI kuartal III-2023. Sementara dibanding periode awal pembentukan holding, nilainya sudah meningkat 27,38%.

Perinciannya, kontribusi kredit mikro BRI selaku induk holding mencapai Rp 479,9 triliun, atau naik 10,9% secara tahunan dari 14,2 juta debitur. Data kredit mikro ini termasuk ultra mikro di dalamnya. Namun, tak dirinci total nilai kredit ultra mikro.

Adapun porsi kredit Pegadaian Rp 65,6 triliun, atau meningkat 17,3% dengan jumlah peminjam 12,37 juta. Penyaluran PNM mencapai Rp 51,25 triliun, atau tumbuh 11% YoY dengan jumlah nasabah 14,7 juta.

Sekretaris PNM Dodot Patria Ary menjelaskan, pembiayaan ultra mikro hanya menyasar pelaku usaha yang masih unbankable dengan plafon kredit lebih kecil dari skema pembiayaan lainnya. "Sedangkan kredit mikro PNM diberikan untuk modal usaha sampai Rp 1 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Ini diberikan kepada pengusaha mikro untuk membiayai kebutuhan usaha produktif. Syarat yang diberikan juga lebih ringan dan tanpa jaminan," jelas dia kepada KONTAN.

Dalam menyalurkan kredit, Holding Ultra Mikro memanfaatkan outlet fisik, channel digital, dan agen laku pandai BRILink. Per September 2023, Holding UMi sudah punya outlet fisik sebanyak 15.300 unit, sebanyak 6.809 outlet BRI, 4.087 unit kantor Pegadaian, dan 4.482 kantor PNM. Selain itu, ketiganya juga punya jaringan kantor bersama yang dinamai Senyum sebanyak 1.016 unit.

Jaringan tersebut didukung oleh tenaga pemasar mikro sebanyak 74.200, terdiri dari 29.900 Mantri BRI, 2.500 penaksir Pegadaian, dan 44.800 Account Officer (AO) PNM.

Holding juga sudah mendigitalisasi layanan kredit ultra mikro lewat Brispot Micro, Pegadaian Selena, dan PNM Digi.  Terbaru, layanan layanan Senyum juga sudah didigitalisasikan dengan meluncurkan Senyum Mobile pada Oktober 2023. Ini menjadi platform digital terintegrasi dari BRI, pegadaian, PNM yang bisa melakukan cross selling dan akuisisi bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×