Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan berbasis teknologi, Home Credit Indonesia (Home Credit), berhasil melewati pandemi Covid-19 dengan memberikan keringanan pembiayaan senilai lebih dari Rp 883 miliar kepada lebih dari 136.000 pelanggan. Perusahaan juga berhasil menjaga risiko gagal bayar atau non-performing financing pada level 1,15%.
Keberhasilan tersebut dinilai akibat strategi bisnis perusahaan yang adaptif dengan mengedepankan hubungan pelanggan melalui customer journey dan keunggulan operasional bisnis yang serba digital.
Direktur Utama Home Credit Indonesia Animesh Narang mengatakan bahwa salah satu strategi yang diterapkan pada 2020 untuk menghadapi pandemi adalah dengan fokus pada pelanggan eksisting untuk memitigasi risiko yang timbul akibat pandemi sekaligus membantu yang terdampak Covid-19. Hal ini membuat volume pembiayaan baru yang disalurkan berkurang setengah menjadi Rp 6,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Walaupun bisnis dan aktivitas perdagangan sempat melesu di semester pertama 2020 karena adanya regulasi pembatasan jarak sosial dan protokol kesehatan, Ia bilang bahwa perusahaan mulai melihat tanda-tanda pemulihan sejak kuartal III dan kuartal IV-2020.
Baca Juga: Home Credit Indonesia luncurkan MyLifeCOVER untuk pasarkan asuransi
“Jumlah pembiayaan yang kami salurkan sejak akhir Desember terus meningkat dan kami optimistis permintaan pembiayaan dari konsumen juga perlahan mulai pulih untuk bisa mencapai performa seperti sebelum krisis pandemi terjadi,” kata Animesh dalam keterangan resminya.
Optimisme Home Credit Indonesia dalam menyalurkan produk serta layanannya tak lepas dari kemudahan akses lewat teknologi digital yang ditawarkan melalui aplikasi digital My Home Credit. Aplikasi yang memiliki lebih dari 9,3 juta pengguna terdaftar tersebut memudahkan pelanggan dalam mengakses pembiayaan saat berbelanja.
“Misalnya saja, saat ini pelanggan Home Credit bisa mendapatkan limit kredit untuk pembiayaan hingga Rp20 juta dengan DP mulai dari 0% yang bisa digunakan untuk mengajukan barang impian mereka, seperti smartphone, gadget, barang elektronik dan furnitur di toko. Limit bisa dengan mudah dicek oleh pelanggan dan diajukan langsung lewat aplikasi My Home Credit atau dengan scan QR code yang ada di toko,” ujar Animesh.
Lewat aplikasi digital My Home Credit, pelanggan juga dapat mengakses berbagai layanan lain; beberapa di antaranya yaitu layanan e-money Home Credit Pay dan layanan paylater Home Credit BayarNanti, melalui kerja sama dengan KasPro sebagai pemilik izin E-Money dan QRIS dari Bank Indonesia.
Aktivasi dan top-up saldo Home Credit Pay dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi My Home Credit. Lalu pelanggan dapat membayar berbagai tagihan mulai dari listrik, air, hingga BPJS, serta berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko terdekat cukup dengan memindai QRIS di toko tersebut.
Kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS juga dapat dirasakan saat menggunakan Home Credit BayarNanti. Produk paylater yang bisa didapatkan oleh pelanggan yang sudah menggunakan produk pembiayaan dari Home Credit Indonesia ini, bisa digunakan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan minimal transaksi Rp10.000 tanpa dikenakan biaya transaksi. Pelanggan juga memiliki keleluasaan dalam memilih opsi cicilan, mulai dari 1 bulan hingga 9 bulan.
Baca Juga: Hadir 8 tahun di Indonesia, Home Credit layani lebih dari 4,6 juta pelanggan
“Dengan strategi yang kuat yang dapat beradaptasi dengan segala perubahan gaya hidup dan pola belanja masyarakat, kami dapat meningkatkan pertumbuhan pelanggan kami serta secara perlahan mengembalikan performa bisnis ke level pre-covid tanpa mengorbankan kualitas (atau profil risiko) dari portofolio pembiayaan kami," jelas Animesh.
Per akhir 2020, Home Credit telah melayani lebih dari 4,7 juta pelanggan, bertambah sekitar 240.000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Total pembiayaan Home Credit saat ini paling besar masih disumbang dari pengajuan pembiayaan secara offline dengan total volume sebesar Rp 4,2 triliun.
Dilihat dari kontrak pembiayaan, pelanggan paling banyak mengajukan pembiayaan untuk gadget, laptop, dan smartphone (66,4%), barang elektronik dan TV (21,5%), furnitur (10,50%), diikuti jenis barang lain seperti aksesoris mobil, fesyen, dan lainnya.
Selanjutnya: Home Credit Indonesia beri relaksasi pembiayaan terdampak Covid-19 Rp 883 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News