Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial membuat masyarakat memiliki kelebihan likuiditas sehingga gemar menempatkan dana di pasar modal. Seiring pertumbuhan jumlah investor dan dana kelolaan reksadana, bisnis bank kustodi perbankan ikut mendapat berkah.
Lihat saja, data Harian Bank Kustodian mencatatkan nilai aktiva bersih industri reksadana senilai Rp 536,1 triliun pada Juni 2021. Nilai itu naik 11,1% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 482,54 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana menyatakan, bila pada 2018 terdapat 15 bank kustodian, per 30 Juni 2021 sudah tumbuh jadi 18 bank (lihat tabel). Bank HSBC Indonesia dan Standard Chartered Bank bersaing jadi bank kustodian terbesar.
Baca Juga: Ada ketentuan baru, laporan transaksi investasi bisa diakses di sistem KSEI
Secara umum preferensi manajer investasi terlihat lebih banyak pada bank asing, meski ada beberapa bank lokal yang mampu meraup dana kelolaan cukup besar. Terdapat banyak faktor dalam pemilihan bank kustodi mulai dari biaya layanan, kesiapan infrastruktur hingga akurasi dan kecepatan layanan.
Wawan menilai industri bank kustodi akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan industri reksadana. Otomatis, ini akan membawa berkah bagi bank dalam meraup pendapatan berbasis komisi. Ia mengaku bank kustodi akan mendapatkan fee harian dari dana yang dititipkan.
"Misalnya dana kelolaan Rp 50 triliun, dengan asumsi fee 0,1% maka pendapatannya Rp 50 miliar per tahun atau Rp 4 miliar per bulan. Fee paling biasanya di reksadana saham dan paling kecil di proteksi. Besar itu kisaran 0,25% dan paling kecil yang saya tau bisa 0,05%,” jelas Wawan kepada Kontan.co.id pada Kamis (5/8).
Biasanya bank kustodi mematok biaya komisi paling besar untuk reksadana saham dan paling kecil bagi reksadana proteksi. Wawan bilang paling besar kisaran 0,25% dan paling kecil sebesar 0,05% dari dana kelolaan.
Baca Juga: Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi Dengan Asuransi dan Dana Pensiun
Wawan melihat saat wajar bila dana kelolaan yang dimiliki oleh masing-masing bank kustodi mengalami kenaikan maupun penurunan dana kelolaan. Lantaran akan bergantung kepada minat industri dan Manajer Investasi (MI) yang menjadi sasaran dari bank kustodi. Dus, para bank kustodi akan saling bersaing memberikan layanan yang kompetitif bagi para MI.
Ambil contoh dana kelolaan bank kustodi CIMB Niaga turun dari Rp 75,62 triliun di Juni 2020 menjadi Rp 54,27 triliun pada paruh pertama 2021.
Wawan melihat ini terjadi karena CIMB Niaga paling terpengaruh ketika Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH) menjual (redemption) penempatan investasinya di reksadana baru-baru ini.
Managing Director, Head of Global Markets & Securities Services, HSBC Indonesia Ali Setiawan bilang dalam mengembangkan bisnis bank kustodi menggunakan strategi partisipasi dan fokus yang terstruktur di semua aspek yang mendukung bisnis.
Termasuk namun tidak terbatas kepada memahami kebutuhan berbagai macam tipe nasabah di pasar modal dan perkembangan pasar yang sangat dinamis.
“Target pertumbuhan dana kelolaan sejalan dengan fokus dan strategi jangka menengah dan jangka panjang. Untuk terus meningkatkan layanan yang sesuai dengan perkembangan produk dan dinamika di pasar modal,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: HSBC Indonesia salurkan bantuan tabung oksigen ke 2.000 pasien Covid-19
Agar bisa mempertahankan menjadi pemimpin pasar, Ali bilang HSBC terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabah dan investor dengan didukung oleh berbagai aspek seperti teknologi , sumber daya manusia. Juga kolaborasi erat dengan semua stakeholders, termasuk nasabah, pelaku pasar, dan pihak otoritas untuk terus mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan investor berinvestasi di pasar modal indonesia termasuk penguatan digitalisasi.
Head of Securities Services CIMB Niaga Furiyanto menyatakan akan terus meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Juga menyediakan layanan bank kustodi yang lengkap untuk semua produk investasi pasar modal. baik untuk pasar domestik maupun pasar global.
CIMB Niaga tetap menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sesuai pertumbuhan yang ada di industri. Bank akan meningkatkan kerja sama dengan para MI yang selama ini sudah menjadi nasabah dan membuka kerja sama dengan MI yang saat ini belum menjadi nasabah kustodian CIMB Niaga.
Dana Kelolaan Bank Kustodian (Rp triliun)
Nama Bank | Juni 2020 | Juni 2021 |
PT Bank HSBC Indonesia | 61,89 | 86,39 |
Standard Chartered Bank | 68,28 | 83,00 |
Citibank | 50,04 | 70,26 |
PT Bank CIMB Niaga Tbk | 75,62 | 54,27 |
PT Bank Central Asia Tbk | 41,73 | 48,61 |
Deutsche Bank AG Cabang Jakarta | 44,60 | 46,96 |
PT Bank DBS Indonesia | 34,87 | 36,21 |
PT Bank Mega Tbk | 27,03 | 26,00 |
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk | 23,20 | 25,79 |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk | 21,56 | 17,42 |
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk | 11,27 | 17,21 |
PT Bank Permata Tbk | 7,99 | 9,51 |
PT Bank Maybank Indonesia Tbk | 21,42 | 9,02 |
PT Bank Danamon Indonesia Tbk | 6,69 | 8,00 |
PT KEB Hana Indonesia | 1,68 | 5,32 |
PT BPD Jawa Barat Dan Banten Tbk | 0,61 | 4,06 |
PT Bank Bukopin Tbk | 1,91 | 2,06 |
PT Bank Syariah Mandiri | 0,11 | 0,51 |
Sumber: Infovesta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News