Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat dan kondisi makro ekonomi yang cerah membawa berkah melimpah bagi industri dana pensiun pemberi kerja. Buktinya, belum genap tiga bulan pertama di tahun ini, industri dana pensiun telah membukukan pertumbuhan dana kelolaan sebanyak 11%.
Diperkirakan, dana kelolaan industri dana pensiun ini akan menyentuh Rp 170 triliun di akhir kuartal pertama nanti. Pencapaian itu sekaligus menjadi obat penawar bagi industri setelah tahun lalu menjadi tantangan terberat yang tercermin lewat kinerja penempatan dana investasinya yang suam-suam kuku.
Gatut Subadio, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) optimistis, kondisi makro akan terus membaik jika hasil dari pemilihan umum nanti yang dijagokan oleh pasar. “Ini berkah bagi kami, karena portofolio kami akan semakin gemuk,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (18/3).
Sebut saja, instrumen saham yang menurut Gatut akan meningkatkan nilai penempatan dana kelolaan dari yang awalnya sebesar 16% - 17% dari total dana kelolaan industri dana pensiun menjadi sekitar 19%. Begitu pula dengan dana yang diparkir di instrumen obligasi korporasi dan surat utang negara.
“Kenapa? Karena IHSG trennya masih akan naik. Begitu juga, yield untuk obligasi dan surat utang negara yang turun, sehingga harganya menjadi bagus. Karenanya, saya kira, pelaku industri belum perlu menggeser portofolio, biarkan saja market value-nya naik,” terang dia.
Sekadar informasi saja, dari total dana kelolaan industri dana pensiun, sebesar 26% di antaranya ditaruh di obligasi korporasi. Lalu, 22% - 23% diparkir di keranjang deposito, dan 16% -17% ditempatkan di saham. Sisanya, tersebar di surat utang negara, penyertaan langsung, tanah dan bangunan dan reksa dana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News