kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imbal hasil loyo, unitlink masih jadi produk andalan


Senin, 13 Agustus 2018 / 07:35 WIB
Imbal hasil loyo, unitlink masih jadi produk andalan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal produk unitlink hingga Juli 2018 masih masih memerah. Meski demikian, pamor produk asuransi berbalut investasi ini masih positif sampai akhir 2018.

PT Infovesta Utama mencatat indek imbal unitlink hingga tujuh bulan pertama tahun ini minus di tiga jenis produk. Unitlink saham minus 6,59% secara year to date (ytd). Begitu juga dengan unitlink campuran dan pendapatan tetap yang masing-masing minus 4,95% dan 1,76% secara ytd.

Mnenurut Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, kinerja sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi minat membeli unitlink. Namun menurut dia, seiring berjalannya waktu, pemahaman masyarakat terhadap investasi pun meningkat, termasuk dalam membeli produk unitlink.

Meski kinerja investasi dari unitlink masih tiarap, Hendrisman yakin pasar sudah paham tren ini hanya temporer. Di jangka panjang menurut dia, prospek investasi unitlink masih positif. Bahkan di saat indeks di level rendah justru menjadi peluang bagi nasabah mulai berinvestasi.

Prospek menjual unitlink pun diramal masih punya prospek positif di sisa tahun ini. Sebab, sejumlah pemain asuransi jiwa pun menyiapkan strategi menggeber di bisnis ini. Peneterasi pasar yang lebih dalam lagi menjadi andalan mendorong bisnis ini.

Direktur Capital Life Indonesia Robin Winata menilai, masih banyak potensi pasar dari captive market perusahaannya yang belum terjamah. Misalnya nasabah Bank Capital sebagai sumber bisnis utama Capital Life. "Sementara dari sisi jenis produk masih akan didominasi single premi," kata Robin, Jumat (10/8).

Capital Life memproyeksikan, kontribusi premi dari unitlink mencapai 60% dari total target sampai akhir 2018 sebesar Rp 7 triliun. Hingga tengah tahun ini, Capital Life mengantongi premi sebanyak Rp 3,6 triliun.

Tak cuma porsinya yang mendominasi, Robin bilang perolehan premi dari unitlink masih tumbuh. "Secara year on year kenaikan premi unitlink sekitar 55%," kata dia.

Menurut Robin, masih ranumnya pertumbuhan unitlink Capital Life ditopang penetrasi kanal bancassurance dengan mitra-mitra eksisting.Penetrasi akan membuka peluang menggaet nasabah baru.

Strategik mengoptimalkan captive market juga dimiliki PT BNI Life Assurance. Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya mengatakan, masih banyak nasabah induk usaha, BNI yang bisa diincar untuk mendorong penjualan produk unitlink.

BNI Life juga berencana mengembangkan fitur dari produk yang sudah ada untuk memikat lebih banyak lagi nasabah. Terlebih saat ini kontribusi pendapatan premi unitlinik di BNI Life masih mendominasi.

Shadiq bilang, hampir 70% dari total premi yang didapat perusahaan ini menyentuh Rp 2,39 triliun berasal dari unit link. Di sisi lain, kinerja unitlink BNI Life terhitung lumayan. Produk B-Life Link Dana Kombinasi, produk unit link campuran misalnya meraih imbal sebesar 7,34%. Bahkan unitlink pendapatan tetap perseroan, yakni B-Link Dana Cemerlang mampu mengantongi imbal sebesar 9,12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×