Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi pemegang polis unillink yang berbasis saham ada baiknya melihat lagi pengaturan portofolio dari produk yang dimilikinya. Untuk saat ini, unitlink berbasis pendapatan tetap dan pasar uang dinilai masih lebih aman.
Alasannya, volatilitas yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah ikut menyeret kinerja dari imbal hasil unitlink yang berbasis saham. Bahkan, diprediksi imbal hasilnya bakal susah untuk di area positif hingga akhir.
Memang, di September 2022, imbal hasil unitlink yang berbasis saham mengalami penurunan paling dalam hingga -3,11% secara bulanan. Itu menyebabkan kinerja imbal hasil unitlink saham sepanjang tahun 2022 anjlok hingga -3,48%.
“Kalau dilihat secara rata-rata, kalau pun bisa positif di akhir tahun, rasanya bakal tipis sekali,” ujar Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada KONTAN, Senin (17/10).
Baca Juga: Hasil Investasi Unitlink BRI Life Mencapai Rp 611 Miliar Per Agustus 2022
Hanya saja, Wawan melihat bukan berati saat ini unitlink saham sedang tidak baik untuk dipilih. Adapun, untuk pemegang polis yang masih jangka panjang, menurutnya ini bisa jadi momen yang tepat untuk masuk ketika masih murah.
Alasannya, Wawan optimistis masih ada katalis positif di pasar saham salah satunya kinerja keuangan emiten di kuartal III. Ditambah, harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III yang di atas 5%.
“Ditambah unitlink kan tahun ini masa peralihan yang di reksadana pada dipindah-pindahin karena ada aturan ngak boleh lagi ditempatkan di reksadana. Di masa peralihan ini otomatis kalau lagi rugi ya terjadilah kenyataan,” jelasnya.
Sementara itu, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo bilang bahwa di tengah kondisi ekonomi saat ini yang paling banyak terdampak ialah unitlink saham jika dibandingkan dengan jenis fund lainnya. Meskipun, jenis fund yang lain memiliki dampak juga.
Baca Juga: BRI Life Catatkan Hasil Investasi Unitlink Rp 611 Miliar per Agustus 2022
Oleh karenanya, Praska bilang alokasi untuk unitlink berbasis saham ini lebih baik dikurangi setidaknya untuk jangka pendek ini dan mengalihkan ke pendapatan tetap maupun campuran dengan tujuan mengantisipasi koreksi yang lebih dalam.
“Meskipun unitlink jangka panjang, alangkah indahnya dengan market yang mungkin bisa terkoreksi lebih dalam lagi ini, kita mencari alternatif ke aset yang tekanannya lebih kecil,” ujar Praska.
Baca Juga: Instrumen Pendapatan Tetap Jadi Pilihan Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa
Dari sisi pemain sendiri, Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah mengubah strategi dengan mengatakan ke pemegang polis uniltink bahwa di kondisi saat ini saham sudah tidak lagi menjanjikan imbal hasil yang tinggi.
“Berdasarkan data investasi dari kami, saham itu berada di bawah fixed income di dua tahun ini. Jadi ini kita bilang ke nasabah untuk teliti lagi risiko untuk memilih saham,” ujarnya.
Hal tersebut dikatakan berhasil meningkatkan hasil investasi BRI Life yang tumbuh 22% menjadi Rp 638,2 miliar pe September. Adapun, portofolio unitlink disebut menopang pertumbuhan dengan hasil investasi atas dana Pemegang Polis sebesar Rp 190.3 miliar,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News