kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Indonesia Eximbank catatkan pembiayaan sebesar Rp 109,15 triliun sepanjang 2018


Selasa, 19 Maret 2019 / 19:24 WIB
Indonesia Eximbank catatkan pembiayaan sebesar Rp 109,15 triliun sepanjang 2018


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau yang biasa disebut Indonesia Eximbank mencatat, pembiayaannya per 2018 tumbuh sebesar 7,8% secara tahunan. Dengan begitu, jumlah pembiayaannya meningkat, dari Rp 101,01 triliun per 2017 menjadi Rp 109,15 triliun pada akhir 2018.

Realisasi pembiayaan ini masih didominasi oleh pembiayaan ke sektor perindustrian, yakni sebesar 50,24%. Kemudian, sektor pertanian sebesar 14,25%, pertambangan 11,29%, konstruksi 7,43%, pengangkutan 4,94%, perdagangan 4,67%, dan sektor lainnya 7,18%.

Sekretaris Perusahaan Indonesia Eximbank Dyza Rochadi mengatakan, sektor ekspor yang menjadi andalan dan fokus Eximbank adalah yang memiliki manfaat sosial dan nilai ekonomi yang tinggi. “Khususnya bagi peningkatan daya saing ekspor dan penyerapan tenaga kerja,” kata dia saat dihubungi Kontan, Senin (18/3).

Sayangnya, kenaikan pembiayaan tersebut tidak diiringi dengan kenaikan laba tahun berjalan. Lembaga ini mencatat, laba tahun berjalannya turun sebesar 83% dari Rp 1,01 triliun per 2017 menjadi Rp 171,67 miliar per 2018. 

Menurut Dyza, penurunan laba ini disebabkan oleh peningkatan pencadangan kerugian seiring dengan peningkatan non-performing loan (NPL). 

Rasio NPL gross Indonesia Eximbank meningkat dari 6,81% per 2017 menjadi 13,73% per 2018. 

Sementara itu, NPL netto-nya meningkat dari 4,78% per 2017 menjadi 10,31% per 2018. Begitu juga dengan penyisihan pencadangan kerugiannya yang naik dari Rp 928, 89 miliar per 2017 menjadi Rp 1,7 triliun per 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×