Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menilai pelemahan Rupiah bisa berdampak terhadap perusahaan reasuransi, terutama pada biaya premi retrosesi yang memakai valuta asing. Adapun retrosesi adalah pelimpahan risiko asuransi dari satu perusahaan reasuransi (reasuradur) ke perusahaan reasuransi lain.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat menyebut dampaknya terhadap Indonesia Re tidak begitu signifikan. Sebab, perusahaan sudah memitigasi hal tersebut dengan menyiapkan pembayaran premi retrosesi lewat dua kurs mata uang, yakni Rupiah dan Dollar Amerika Serikat.
Baca Juga: Indonesia Re Catat Pendapatan Premi Rp 6,34 Triliun pada 2024
"Artinya, biaya retrosesi kami ada yang dalam kurs Rupiah dan Dollar. Porsinya itu tergantung pada pertimbangan exposure kami yang dalam kurs Rupiah atau Dollar. Jadi, pasti akan ada dampaknya, tetapi semestinya bisa kami mitigasi," katanya dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (25/4).
Lebih lanjut, Delil menerangkan tim finance Indonesia Re sebenarnya juga sudah siap-siap dari sebelumnya dalam mengatasi hal tersebut.
Baca Juga: Indonesia Re Perkuat Komitmen Keterbukaan Informasi dengan Inovasi Digital
Dia bilang tim finance membayarkan premi retrosesi dalam mata uang Rupiah maupun Dollar setiap tiga bulan sekali. Dengan demikian, dampaknya bisa diminimalkan sembari melihat kondisi yang ada.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di situs resmi, Indonesia Re mencatatkan ekuitas sebesar Rp 2,46 triliun per Maret 2025. Adapun pendapatan premi sebesar Rp 1,25 triliun per Maret 2025.
Baca Juga: Indonesia Re Catatkan Laba Konsolidasi Sebesar Rp 72,7 Miliar di 2024
Selanjutnya: Saat Pasar Tak Pasti, Apakah Berburu Dividen Masih Jadi Strategi yang Tepat?
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News