kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.499   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.699   70,40   0,92%
  • KOMPAS100 1.077   10,50   0,99%
  • LQ45 782   12,20   1,58%
  • ISSI 264   0,53   0,20%
  • IDX30 406   6,07   1,52%
  • IDXHIDIV20 472   4,64   0,99%
  • IDX80 119   1,25   1,07%
  • IDXV30 129   -1,04   -0,80%
  • IDXQ30 132   1,79   1,38%

Industri Asuransi Kendaraan Masih Dibayangi Tekanan pada Semester I-2025


Selasa, 22 Juli 2025 / 06:15 WIB
Industri Asuransi Kendaraan Masih Dibayangi Tekanan pada Semester I-2025
ILUSTRASI. Pertumbuhan premi asuransi kendaraan hingga kuartal I 2025 tercatat melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.. ANTARA FOTO/zarqoni maksum/wsj.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan premi asuransi kendaraan hingga kuartal I 2025 tercatat melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan menyebutkan tren perlambatan ini sejalan dengan data penjualan kendaraan yang mulai melambat sejak akhir 2024 dan berlanjut awal tahun ini. Ia memperkirakan pendapatan premi asuransi kendaraan akan tetap terdampak oleh penurunan penjualan kendaraan baru.

“Meski demikian, kami masih menunggu data komprehensif semester I dari seluruh anggota untuk memastikan angka pertumbuhan aktual di industri,” ujar Budi kepada Kontan, (21/7).

Penurunan premi ini disebut berkaitan erat dengan kontraksi penjualan kendaraan baru. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil pada Juni 2025 turun 22,6% secara tahunan (YoY) menjadi 57.760 unit.

Baca Juga: AAUI Sambut Baik Rencana OJK Atur Tarif Premi Asuransi Properti

“Ini langsung berdampak ke premi baru dari kendaraan baru,” kata Budi.

Selain itu, kondisi ekonomi yang menantang juga menekan daya beli masyarakat. Menurut Budi, banyak konsumen kini memilih mempertahankan kendaraan lama dan lebih selektif dalam perpanjangan asuransi.

Tingginya biaya perbaikan kendaraan dan inflasi suku cadang, juga menjadi faktor risiko bagi pengelolaan klaim dan profitabilitas lini kendaraan bermotor. Ia menyebut, kombinasi berbagai faktor ini membuat kinerja lini kendaraan perlu diwaspadai hingga akhir tahun, terutama jika tren penjualan kendaraan tidak segera membaik.

Baca Juga: AAUI Nilai Revisi Tarif Asuransi Properti Perlu Dilakukan

AAUI juga menyoroti tren penjualan kendaraan listrik (EV) buatan China yang meningkat, tetapi tidak diiringi pertumbuhan premi yang signifikan.

“Risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi tidak sebanding dengan premi yang diperoleh. Oleh karena itu, saat ini kami menantikan revisi tarif premi untuk risiko mobil listrik ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×