kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.305   31,00   0,19%
  • IDX 7.099   -56,52   -0,79%
  • KOMPAS100 1.034   -9,26   -0,89%
  • LQ45 791   -8,56   -1,07%
  • ISSI 231   -1,17   -0,50%
  • IDX30 412   -3,09   -0,74%
  • IDXHIDIV20 482   -3,50   -0,72%
  • IDX80 116   -1,00   -0,85%
  • IDXV30 119   -0,69   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,11   -0,83%

Industri Asuransi Kredit Bergerak Variatif, Sejumlah Pemain Catat Pertumbuhan


Rabu, 18 Juni 2025 / 11:30 WIB
Industri Asuransi Kredit Bergerak Variatif, Sejumlah Pemain Catat Pertumbuhan
ILUSTRASI. Lini bisnis asuransi kredit menunjukkan dinamika beragam sepanjang tahun berjalan ini. Beberapa perusahaan mencatatkan pertumbuhan./pho KONTANCarolus Agus Waluyo/26/01/2023.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis asuransi kredit menunjukkan dinamika beragam sepanjang tahun berjalan ini. Beberapa perusahaan mencatatkan pertumbuhan, sementara data industri menunjukkan tekanan risiko klaim.

Salah satu perusahaan asuransi umum yakni PT Asuransi Simas Insurtech mencatat pendapatan premi asuransi kredit telah mencapai sebesar Rp 1,5 triliun hingga Mei 2025. 

Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana menyampaikan bahwa capaian tersebut sudah sesuai dengan rencana awal perusahaan. Ia menjelaskan, meningkatnya kebutuhan asuransi kredit dari sektor fintech pembiayaan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan premi pada lini usaha ini.

“Kinerja ini didukung oleh meningkatnya kebutuhan untuk asuransi kredit dari finech pembiayaan," ujarnya kepada Kontan, Sabtu (14/6).

Baca Juga: OJK Beberkan Temuan pada Laporan Keuangan Perasuransian Versi PSAK 117

Teguh juga mengungkapkan bahwa kontribusi asuransi kredit terhadap total premi perusahaan cukup signifikan, yakni sekitar 35% hingga Mei 2025.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, perusahaan terus memperluas jaringan kerja sama, khususnya dengan pelaku fintech lending dan bank digital.

“Strategi kami adalah menjalin banyak kerja sama dengan fintech lending dan bank digital,” jelas Teguh.

Kemudian, PT Zurich Topas Life (Zurich Life) menyampaikan bahwa adanya pertumbuhan kinerja pada lini asuransi jiwa kredit hingga April 2025.

Presiden Direktur Zurich Life, Richard Ferryanto menyampaikan, pendapatan premi dari lini tersebut tercatat tumbuh sebesar 835,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, ia tak merinci besaran nilai preminya.

Jika ditelaah dari laporan keuangan Zurich Life, jumlah pendapatan premi neto tercatat mencapai Rp 264,37 miliar per April 2025. Angka tersebut tumbuh sebanyak 2,07% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 259 miliar.

Menurutnya, pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi kanal distribusi perusahaan, termasuk melalui kerja sama dengan koperasi dan sejumlah platform digital baru.

“Meskipun perlambatan kredit perbankan menjadi tantangan bagi industri, Zurich Life tetap mencatatkan pertumbuhan pada lini asuransi jiwa kredit melalui penerapan model pembiayaan alternatif bersama mitra strategis,” jelas Richard kepada Kontan, Jumat (13/6).

Ia menambahkan, perusahaan akan terus memperkuat kemitraan strategis untuk menjangkau lebih banyak nasabah. Zurich Life juga aktif memberikan edukasi kepada mitra dan nasabah terkait pentingnya perlindungan jiwa kredit dalam mengelola risiko keuangan.

Sepanjang tahun ini, Zurich Life menargetkan perluasan cakupan perlindungan asuransi jiwa kredit melalui berbagai jalur distribusi yang tersedia di dalam ekosistem perusahaan. 

Baca Juga: OJK: Investasi Asuransi Jiwa Capai Rp 550,18 Triliun per April 2025

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi pada lini asuransi kredit sebesar 35% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga Mei 2025.

Direktur Pemasaran Asuransi Tugu Insurance Ery Widiatmoko menyampaikan bahwa capaian tersebut sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan sejak awal oleh perusahaan. Sayangnya, ia tak merinci besaran nilai preminya.

“Pertumbuhan premi yang diperoleh Tugu Insurance dari asuransi kredit telah sesuai dengan rencana awal yang ditetapkan perusahaan,” ujar Ery kepada Kontan, Jumat (13/6).

Meski mencatat pertumbuhan, Ery menjelaskan bahwa asuransi kredit belum menjadi lini usaha utama di Tugu Insurance. Hingga Mei 2025, kontribusi asuransi kredit terhadap total premi bruto perusahaan masih berada di bawah 5%.

Berdasarkan laporan keuangan per April 2025, jumlah pendapatan premi perusahaan tercatat mencapai Rp 2,19 triliun. Nilai ini melesat sebanyak 80,61% secara YoY dari senilai Rp 1,21 triliun.

“Asuransi kredit bukanlah salah satu lini bisnis yang mendominasi perolehan premi di Tugu Insurance. Namun, masih ada peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan lini bisnis ini,” ujarnya.

Untuk menjaga kinerja, Tugu Insurance menerapkan strategi selektif dalam memilih jenis kredit yang diasuransikan. Proses seleksi dilakukan melalui analisa risiko yang ketat guna memastikan lini bisnis ini tetap berjalan sesuai rencana. 

"Diharapkan dengan strategi tersebut, kinerja asuransi kredit Tugu Insurance akan dapat terjaga di tahun 2025 ini," tuturnya.

Selaras dengan hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pendapatan premi asuransi kredit mencapai sebesar Rp 6,31 triliun per April 2025. Jumlah ini mengalami penurunan 5,63% secara tahunan (year on year/YoY).

Baca Juga: Konflik Israel-Iran Memanas, AAUI Imbau Asuransi Umum Lakukan Langkah Ini

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menyatakan bahwa asuransi kredit masih menjadi salah satu kontributor terbesar pada industri asuransi umum, menempati posisi ketiga setelah lini usaha harta benda dan kendaraan bermotor.

Secara kontribusi, asuransi kredit memiliki porsi sebanyak 14,13% dari total seluruh pendapatan premi asuransi umum. Namun tingkat risiko klaim pada asuransi kredit terpantau cukup besar yakni mencapai 86,59%.

“Proyeksi asuransi kredit ke depan tetap erat kaitannya dengan tren penyaluran kredit oleh perbankan,” kata Ogi dalam lembar jawaban tertulis, Senin (16/6).

Oleh karena itu, OJK mendorong penguatan praktik underwriting guna menjaga keberlanjutan bisnis lini asuransi tersebut.

Selanjutnya: Bank Luna Cetak Laba Bersih Rp 4 Miliar per Mei 2025, Melesat 62,64%

Menarik Dibaca: Bethsaida Hospital Perkuat Bisnis Lewat Transformasi Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×