Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri perbankan syariah di Indonesia mengalami perlambatan di Kuartal I 2014. Total aset, pembiayaan, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan dibandingkan Kuartal IV 2013.
Menurut Lucky Fathul, Deputi Komisioner OJK Bidang Manajemen Strategis, total aset bank syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) turun sebesar 3,3%. Sehingga total aset bank syariah kini mencapai Rp 239,98 triliun.
Sementara pembiayaan yang disalurkan bank syariah turun 2,9% dengan volume Rp 186,21 triliun. Sedangkan penghimpunan DPK turun 1,2% dengan volume Rp 181,82 triliun.
"Koreksi pertumbuhan ekonomi nasional mengakibatkan pertumbuhan kredit perbankan, termasuk syariah, juga mengalami perlambatan. Sepuluh dari BUS adalah anak usaha bank konvensional. Sehingga konsolidasi dan situasi yang dihadapi induk bank konvensional mempengaruhi BUS bersangkutan," kata Lucky di Jakarta, belum lama ini.
Lucky menegaskan OJK berharap perbankan syariah terus meningkatkan inovasi produk dan layanan perbankan syariah untuk meningkatkan daya saingnya. Upaya meningkatkan akselerasi penerimaan masyarakat terhadap bank syariah harus terus dilakukan.
"Sampai Februari lalu, pangsa pasar perbankan syariah baru 4,9% dari perbankan nasional," pungkas Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News