kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri Fintech Diprediksi Tumbuh Positif hingga Akhir 2024, Cermati Penyebabnya


Jumat, 08 November 2024 / 22:40 WIB
Industri Fintech Diprediksi Tumbuh Positif hingga Akhir 2024, Cermati Penyebabnya
ILUSTRASI. Pengguna sosial media mengamati iklan platform pinjaman online alias pinjol di Tangerang Selatan, Minggu (24/9/2023). Perusahaan fintech mencatatkan kinerja positif tercermin dari penyaluran pembiayaan yang terus tumbuh dan Non Performing Financing (NPF) aman.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fintech baik yang memiliki ekosistem maupun tidak, tetap mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan yang masih terus tumbuh dan Non Performing Financing (NPF) berada dalam kondisi aman. 

Salah satunya seperti, PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU) mencatatkan kinerja yang positif perusahaan hingga Oktober 2024. Hal ini terlihat dari penyaluran pembiayaan yang stabil, di mana TKB90 mencapai sebesar 98% pada Oktober 2024. 

CEO UKU Tony Jackson mengatakan, pihaknya terus menjaga stabilitas penyaluran pinjaman, kemudian memastikan NPL tetap terkendali, dan komunikasi aktif dengan pelanggan. 

Baca Juga: Kinerja Perusahaan Fintech dalam Tren Positif, Cermati Pendorongnya

“Kami memanfaatkan analisis kontrol risiko berbasis big data dan aktif mengedukasi pengguna UKU agar dapat mengelola keuangan secara bertanggung jawab dan membayar tagihan tepat waktu demi kesejahteraan finansial mereka,” kata Tony kepada Kontan, Jumat (9/11).

Selaras dengan hal ini, Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar juga mengungkapkan bahwa kinerja perusahaan tumbuh positif hingga Oktober 2024. Untuk itu, sampai dengan akhir tahun, perusahaan optimistis menargetkan peningkatan transaksi secara keseluruhan lebih dari 50%. 

Adapun secara bulanan, pada Agustus hingga September 2024, LinkAja mencatatkan persentase pertumbuhan transaksi QRIS sebesar hampir 5%. 

“Tentunya dengan menghadirkan berbagai program dan pengalaman pelanggan yang lebih efisien agar seluruh pengguna semakin mudah dan nyaman mengutilisasi platform LinkAja,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (5/11).

Baca Juga: Akseleran Menilai Faktor Ini Bisa Membuat TWP90 Industri Fintech Lending Naik

Yogi bilang, peningkatan ini diharapkan dapat bertumbuh sejalan dengan kebutuhan pembayaran transaksi digital yang terus meningkat setiap tahunnya. Dalam mendongkrak transaksi QRIS di platform LinkAja, LinkAja akan berfokus pada model bisnis dua sisi B2B2C. 

Di sisi B2B, perusahaan berfokus pada end to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital, sementara di sisi B2C, perusahaan mengutakan low-cost user acquisition dan retention. 

“Ekosistem BUMN akan tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastuktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN, termasuk meneruskan inisiatif layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN,” tururnya.

Dengan mengoptimalkan strategi ini, LinkAja optimistis dapat terus melanjutkan perkembangan usaha yang lebih sehat dan berkelanjutan dengan persentase perbaikan yang baik antara jumlah pengguna aktif dengan nilai transaksi yang dilakukan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×