kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   40,00   0,25%
  • IDX 7.393   80,98   1,11%
  • KOMPAS100 1.044   7,78   0,75%
  • LQ45 789   4,02   0,51%
  • ISSI 247   4,54   1,87%
  • IDX30 409   1,72   0,42%
  • IDXHIDIV20 466   1,26   0,27%
  • IDX80 118   0,93   0,80%
  • IDXV30 119   0,46   0,39%
  • IDXQ30 130   0,07   0,06%

Industri Pembiayaan Optimistis Biaya Dana Turun Seiring Penurunan Suku Bunga BI


Jumat, 30 Mei 2025 / 10:18 WIB
Industri Pembiayaan Optimistis Biaya Dana Turun Seiring Penurunan Suku Bunga BI
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc. Pelaku industri pembiayaan mulai merespons penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang saat ini turun sebesar 25 basis poin (bps).


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri pembiayaan mulai merespons penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang saat ini turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%. 

Kebijakan ini menjadi sinyal positif terhadap prospek penurunan biaya dana atau cost of fund yang selama ini menjadi salah satu pemberat perusahaan pembiayaan.

Selaras dengan hal ini PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) optimistis bahwa dalam jangka panjang penurunan BI rate akan mulai direspons oleh lembaga keuangan, sehingga biaya dana perusahaan berpeluang menurun secara bertahap.

Head of Investor Relation & Research Adira Finance Sartika Lubis menyampaikan, meskipun kebijakan suku bunga telah menunjukkan tren penurunan, dampaknya terhadap biaya pendanaan perusahaan masih relatif terbatas dalam jangka pendek. 

Hingga Maret 2025, biaya dana keseluruhan pendanaan Adira Finance yang termasuk dari perbankan, obligasi, dan sukuk tercatat sekitar 6,8%.

"Dalam jangka panjang, kami berharap perbankan akan melakukan penyesuaian terhadap struktur suku bunga seiring dengan tren penurunan suku bunga BI, sehingga biaya pendanaan Perusahaan dapat ikut mengalami penurunan secara bertahap," kata Sartika kepada Kontan, Jumat (23/5).

Baca Juga: Kredit Kendaraan Listrik Masih Melaju Walau Banyak Hambatan

Mengenai strategi pendanaan ke depan, Adira Finance menjalankan strategi pendanaannya dengan melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui pinjaman bank (onshore & offshoe), obligasi, sukuk, serta dukungan dari perusahaan induk dan grup (BDI dan MUFG) guna mendapatkan pendanaan yang optimal.

Adira Finance mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp 7,9 triliun pada kuartal I-2025. Realisasi ini menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 11 triliun. 

PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) memandang bahwa dampak pemangkasan suku bunga tersebut terhadap penurunan cost of fund masih akan terjadi secara bertahap.

Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan menjelaskan bahwa penurunan cost of fund kemungkinan terjadi seiring dengan penyesuaian suku bunga dan kondisi likuiditas yang membaik.

"Proyeksi biaya dana BRI Finance sepanjang tahun ini akan disesuaikan secara bertahap seiring dengan suku bunga BI dan transmisi kebijakan moneter yang berlaku," ujarnya kepada Kontan belum lama ini.

Wahyudi mengungkapkan, rata-rata cost of fund BRI Finance tercatat sebesar 6,94% per April 2025. Dalam menyalurkan pembiayaan, BRI Finance tetap menjaga prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan pengelolaan marjin secara proporsional dan manajemen risiko yang terukur.

“Ini dalam menjaga keseimbangan antara likuiditas, risiko, dan profitabilitas,” lanjut Wahyudi.

Selaras dengan hal ini, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menjelaskan, penurunan suku bunga BI memang menjadi sinyal positif, namun transmisi ke suku bunga pinjaman masih membutuhkan waktu.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menjelaskan, hingga saat ini proyeksi cost of fund perusahaan untuk tahun 2025 masih belum berubah. Perusahaan berupaya untuk menjaga stabilitas biaya dana dengan mencari sumber pendanaan berbunga rendah.

“Proyeksi biaya dana CNAF untuk tahun ini masih sama atau belum ada perubahan. Kami masih konsisten untuk terus mencari sumber pendanaan dengan suku bunga rendah,” kata Ristiawan kepada Kontan, belum lama ini.

Ristiawan menyebut, rata-rata cost of fund CNAF berada di kisaran 6,7% hingga Maret 2025. Salah satu langkah yang ditempuh CNAF adalah rencana penerbitan obligasi atau sukuk yang akan kembali dilakukan pada kuartal IV-2025.

Baca Juga: Per Maret 2025, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Jaga Cost of Fund di Level 6,7%

Selain itu, perusahaan juga melakukan diversifikasi sumber pendanaan, termasuk menjalin kerja sama dengan perusahaan non-bank, lembaga, dan badan usaha lainnya. 

Hingga saat ini, Ristiawan menyebut pihaknya masih mendapatkan dukungan besar dari induk usaha melalui skema pembiayaan bersama (joint financing) maupun pinjaman bilateral (bilateral loan).

CNAF mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 2,97 triliun sepanjang kuartal I-2025. Capaian ini tumbuh 22% secara year on year (YoY).

PT Akulaku Finance Indonesia menyatakan terus melakukan optimalisasi biaya dana dengan mencari sumber-sumber pendanaan yang lebih murah untuk mendapatkan biaya dana yang lebih baik.

Chief Financial Officer Akulaku Finance Indonesia Aan Setiawandi mengatakan, tren penurunan bunga acuan memberikan dampak positif terhadap biaya pendanaan industri pembiayaan, termasuk bagi Akulaku Finance.

"Perbaikan tingkat bunga pinjaman dari bank akan berpengaruh terhadap proyeksi biaya dana perusahaan kami sepanjang tahun ini," kata Aan kepada Kontan, Jumat (23/5). 

Aan mengungkapkan, cost of fund terhadap keseluruhan piutang pembiayaan Akulaku Finance berada pada level 11% hingga Maret 2025.

Meski begitu, Aan menilai, kondisi makroekonomi sepanjang 2025 masih cukup dinamis. Oleh karena itu, perusahaan akan tetap mencermati kecukupan likuiditas untuk menjaga kesinambungan ekspansi pembiayaan. 

Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui skema executing maupun channeling. 

“Di sisi lain, kami juga terus membuka sumber-sumber pendanaan baru untuk mendapatkan biaya dana yang kompetitif,” tambah Aan.

Sebagai informasi, Akulaku Finance mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 1,8 triliun pada kuartal I-2025. Realisasi ini melonjak signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 414 miliar.

Baca Juga: Insentif Motor Listrik Dinilai Tak Langsung Berdampak ke Bisnis Multifinance

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×