Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan diprediksi akan berkinerja positif selama 2020. Hal ini mengingat kondisi stabilitas politik nasional terus membaik. Ekonom Universitas Pasundan Bandung Acuviarta Kartabi mengatakan ada sejumlah faktor yang bisa mendorong industri perbankan di tahun ini.
Di antaranya disokong kondisi politik yang sudah mendingin usai pilpres tahun lalu. "Tahun ini sektor perbankan diprediksi bergairah," ujar Acuviarta dalam keterangannya, Kamis (9/1/2020).
Baca Juga: Luncurkan tabungan digital, Bank Amar tawarkan bunga 10%
Tak pelak, hal ini pun membuat prospek investasi saham di emiten perbankan juga diprediksi bakal positif. Apalagi, kondisi ekonomi global saat ini memanas dipicu perang di Timur Tengah membuat investor luar negeri bisa lari ke Indonesia.
Sebab, kondisi ekonomi di dalam negeri masih terjaga, sehingga investor lebih percaya menanamkan modalnya. "Investor diprediksi bisa melarikan investasinya ke negara berkembang salah satunya Indonesia. Sebab, mereka tidak mau merugi bila menanam modal di Amerika Serikat atau negara maju yang sedang tegang," paparnya.
Oleh karena itu, kata dia, kondisi ini perlu disambut oleh sektor perbankan dengan berbagai strategi untuk mendapatkan kucuran dana dari luar negeri. "Mau tidak mau investor luar ini masih dominan di Indonesia, dan mereka sering berinvestasi lebih besar di bursa saham," katanya.
Kendati demikian, sektor perbankan perlu mewaspadai tekanan ekonomi global yang diprediksi masih akan terjadi pada tahun ini.
Baca Juga: Bunga kredit modal kerja dipastikan turun lebih dulu tahun ini
Salah satu yang perlu dilakukan yakni menjaga risiko keuangan agar tidak salah mengucurkannya. "Safety manajemen risiko perbankan sangat penting. Ini untuk menghindari kepercayaan investor," ujarnya.
Lebih lanjut, dia bilang sektor perbankan yang bisa mendapatkan kepercayaan lebih besar mendapatkan investasi contohnya adalah dai kalangan bank pembangunan daerah (BPD).
Dia menjelaskan, kondisi BPD saat ini sebagian besar mampu bertahan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global yang tertekan. "Salah satunya Bank BJB menjadi BPD yang menjadi rujukan dibeli investor," katanya.
Bank bersandi BJBR tersebut diprediksi mampu bertahan, dan merebut pasar yang mana pembiayaannya saat ini fokus ke infrastruktur dan pemerintah.
Di sisi lain, pengamat pasar modal Asep Saepudin mengatakan ada beberapa saham emiten perbankan yang layak dicermati. “Misalnya saham BRI,” katanya.
Baca Juga: SoftBank jajaki penjualan sahamnya di perusahaan energi India
Menurutnya, segmen BRI yang fokus terhadap usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) akan tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten bersandi BBRI diminati investor asing dengan total pembelian saham mencapai sekitar 85,68 juta lembar saham pada Rabu (8/1).
Di sisi lain, perbankan yang fokus terhadap pembiayaan korporasi lebih rentan terhadap tekanan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News