Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mematangkan pembentukan holding keuangan (perbankan) yang diperkirakan rampung tahun ini.
Di sisi lain BUMN mempunyai alasan tersendiri kenapa holding perbankan tidak hanya melibatkan perusahaan perbankan tetapi juga perusahaan non-bank seperti perusahaan aset manajemen unit (AMU) dari Bahana, Pegadaian, perusahaan sistem pembayaran Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), PNM (Permodalan Nasional Madani) dan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan keterlibatan perusahaan non-bank tersebut untuk mendapatkan big data perusahaan dalam menganalisis profil nasabah sehingga diketahui produk yang dibutuhkan serta bagaimana potensi pasarnya. Diketahui, Pegadaian menyalurkan pinjaman ke banyak nasabah melalui platform pinjaman beragam.
“Ke depan kami mau memanfaatkan big data secara komprehensif dari Pegadaian dan PNM. Kami bisa mengetahui perilaku orang, jenis produk dan sebagainya sehingga kami bisa melayani mereka sesuai target pasar,” kata Gatot di Jakarta, Minggu (5/5).
Jadi ke depannya holding bukan hanya menyediakan produk tetapi juga membaca kebutuhan pasar. Misalnya saja, terjadi pergeseran pasar yang lebih banyak menyasar segmen milenial melalui peyediaan layanan fintech.
Maka itu Kementerian BUMN juga gencar mendorong perusahaan pelat merah menyediakan layanan fintech. Seperti Pegadaian yang bakal meluncurkan layanan fintech lending di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News