kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Ini alasan pelemahan rupiah versi Bank Indonesia


Kamis, 31 Mei 2012 / 16:25 WIB
Ini alasan pelemahan rupiah versi Bank Indonesia
ILUSTRASI. Serial Resident Evil: Infinite Darkness tayang di Netflix 8 Juli, intip trailernya


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution akhirnya menjelaskan faktor-faktor melempemnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Apa saja faktor yang menyebabkan rupiah melemah versi Darmin Nasution tersebut:

Pertama, faktor eksternal yakni ketidakpastian ekonomi di Eropa. Isu bakal keluarnya Yunani dari Uni Eropa menyebabkan investor memilih menempatkan dana dalam save haven seperti dollar. Pilihan investor itu ditempuh juga eksportir yang ikutan menahan dollar dalam simpanan valas.

Kedua, jatuh temponya utang luar negeri swasta yang cukup besar pada akhir Mei, sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap dollar AS.

Ketiga, repatriasi dividen. Perusahaan swasta yang dimiliki investor asing mulai mengirimkan dividen ke negara asal investor.

Keempat, naiknya permintaan dolar AS di setiap pertengahan tahun. Faktor keempat ini disampaikan oleh Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Difi A Johansyah.

"Tetapi faktor utama tetap menguatnya dolar di seluruh dunia. Ada ekspektasi dolar menguat maka banyak yang memborong dolar dan yang punya dolar tak mau lepas," papar Difi di Jakarta, (31/5).

Ditengah pelemahan rupiah tersebut, Darmin menyatakan, Bank Indonesia tidak menahan intervensi. "Intervensi jalan. BI tetap menyediakan valas walaupun memang eksportir agak kurang menjual valasnya," kata Darmin usai rapat dengan komisi XI DPR RI, Kamis (31/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×