kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Jurus BNI Mengantisipasi Risiko Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Covid-19


Selasa, 05 Maret 2024 / 14:59 WIB
Ini Jurus BNI Mengantisipasi Risiko Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Covid-19
ILUSTRASI. Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus melakukan kajian secara berkala atas rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghentikan kebijakan restrukturisasi kredit covid-19.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, manajemen secara berkala melakukan kajian dan prospek debitur dalam portofolio restrukturisasi covid-19 untuk memulihkan usahanya dan berpotensi atau tidaknya ke kolektabilitas normal.

Menurut Novita, dalam review terakhir, BNI melihat potensi debitur untuk dikeluarkan dari klasifikasi ini masih tinggi yaitu debitur yang sudah melakukan pembayaran tanpa tunggakan dan yang telah bayar pada tingkat suku bunga yang komersial.

Ia meyakini kebijakan tersebut tidak akan berdampak signifikan mengingat sebagian besar nasabah sudah mampu melakukan pembayaran kewajiban dengan tingkat suku bunga komersial.

Baca Juga: Inilah Strategi BCA Kembangkan Nasabah Prioritas & Solitaire

"Sehingga kami menilai bahwa mereka berada pada risiko rendah hingga menengah. Secara pararel kami juga terus konservatif dalam hal pencadangan dan telah membentuk sebesar 42% dari dari total kredit restrukturisasi covid-19. Oleh karena itu Kami optimistis dampak negatif atas berakhirnya program stimulasi ini dapat kami minimalkan," sambung Novita saat konferensi pers, Senin (4/3).

Selain itu,  dengan pertumbuhan ekonomi yang resilient di kisaran 5% dinilai akan membantu pemulihan nasabah restrukturisasi di masa yang akan datang.

Novita menyampaikan total restrukturisasi kredit pandemi covid-19 BNI terus mengalami penurunan yang signifikan. Per Desember 2023, totalnya hanya sekitar 3,9%  dari total kredit BNI atau Rp 27 triliun.

"Ini sudah jauh lebih rendah dibandingkan Desember 2020 yang saat itu mencapai 18,6% dari seluruh total kredit," ucap  Novita.

Novita menyebut, perbaikan portofolio saat covid-19 ini berasal dari seluruh segmen dan berbagai sektor industri. BNI sudah menyiapkan kecukupan pencadangan dalam mengantisipasi dampak kebijakan tersebut, dengan membentuk pencadangan sebesar 42% dari dari total kredit restrukturisasi covid-19.

Baca Juga: BCA Syariah Cetak Kenaikan Laba Bersih Sebesar 30,8% Jadi Rp 153,8 Miliar Pada 2023

Di sisi lain, pencabutan stimulus restrukturisasi covid-19 juga dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap NPL BNI.

"Ini diproyeksikan tidak terdapat peningkatan NPL sehingga rasio NPL tetap kami jaga dan kami proyeksikan membaik dari 2023 dengan guideline di bawah level 2%," ucap Novita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×