Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 22 penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending memiliki tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 di atas 5% per Desember 2024. Adapun jumlahnya tercatat meningkat dibandingkan posisi per November 2024 yang sebanyak 21 penyelenggara.
Mengenai hal itu, pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat meningkatnya jumlah fintech lending yang punya TWP90 di atas 5% karena adanya dampak dari pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang cukup signifikan pada Agustus 2024 hingga September 2024.
"Ketika kondisi penyaluran naik pesat, potensi gagal bayar kredit juga akan tinggi. Terlebih, pada kurun waktu tersebut juga banyak kejadian yang menggerus daya beli, seperti pemutusan hubungan kerja di beberapa industri, sehingga permintaan pinjaman juga naik," ungkapnya kepada Kontan, Senin (10/3).
Baca Juga: Perlu Lebih Berhati-hati, OJK akan Siapkan Aturan Pengawasan Influencer Saham
Nailul menyampaikan dalam kurun waktu yang sama juga terjadi kenaikan tingkat pengangguran sehingga membuat masyarakat mencari alternatif pembiayaan untuk kebutuhan mereka, salah satunya melalui fintech lending.
Untuk mengantisipasi jumlah penyelenggara yang memiliki TWP90 di atas 5% bertambah ke depannya, Nailul berpendapat fintech lending tentu perlu mengoptimalkan sejumlah upaya. Salah satunya, yakni menjalankan penilaian kredit atau credit scoring dengan optimal, serta memperbaiki data penilaian dengan memasukkan proyeksi dari ekonomi sektoral.
Sebagai informasi, peningkatan jumlah penyelenggara yang memiliki TWP90 di atas 5% juga diikuti angka TWP90 industri yang meningkat. Adapun TWP90 fintech lending berada di posisi 2,60% per Desember 2024. Angka TWP90 per Desember terbilang memburuk, jika dibandingkan posisi TWP90 per November 2024 yang sebesar 2,52%.
Namun, berdasarkan laporan terbaru OJK, TWP90 industri fintech lending berhasil menurun menjadi 2,52% per Januari 2025.
Baca Juga: OJK Masih Berupaya Bawa Pulang Eks CEO Investree Adrian Gunadi ke Indonesia
Selanjutnya: Hati-hati! Kesalahan Sepele di Gerbang Tol Ini bisa Bikin Kantong Jebol
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News