Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) tahunan pada 17 Februari 2015 untuk memutuskan langkah selanjutnya penetapan suku bunga acuan atau BI rate.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI mengatakan, regulator moneter ini memiliki faktor perhitungan untuk merumuskan suku bunga acuan.
Pertama, perkembangan inflasi. Ia mengakui terjadi penurunan inflasi, namun BI harus memastikan penurunan inflasi masuk dalam sasaran BI yakni 4% plus minis 1% pada tahun 2015 ini.
"Dengan kebijakan penurunan harga BBM yang sudah ditunjukkan pemerintah memang inflasi akhir tahun akan lebih rendah, bahkan berdasarkan perhitungan bisa turun sekitar 4%," kata Perry, Jumat (6/1).
Faktor penentu kedua adalah memastikan defisit transaksi berjalan akan tetap terkendali. Perry bilang, defisit transaksi berjalan secara keseluruhan masih sesuai perkirakan untuk kuartal IV/2014.
Sedangkan faktor ketiga adalah pertimbangannya normalisasi The Federal dan ketidakpastian risiko global yang masih tinggi yang masih perlu bank sentral antisipasi.
Sedangkan dari sisi kebijakan makroprudensial. BI akan membuka kondisi makroprudensial akan lebih akomodatif dengan mendorong pertumbuhan kredit namun tetap sejalan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pasalnya, kondisi likuiditas bank kian longgar, dan prospek bisnis yang lebih positif. "Dengan ini kami perkirakan kredit akan naik dari 12% menjadi 15%-17%," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News