Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lani melihat pertumbuhan KPR terjadi karena adanya kombinasi antara stimulus pemerintah dengan meningkatnya permintaan kredit. Ditambah kerja sama yang baik dengan pengembang dan mitra serta harga (bunga) yang bersaing.
Direktur Ritel Bank Permata Djumariah Tenteram menyatakan tahun depan akan fokus mengembangkan baik di bisnis konsumer seperti KPR, join financing maupun UMKM. Ia menyebut KPR akan menjadi fokus bank di tahun ini dan 2022. Ia berharap KPR bisa tumbuh 20% hingga 30% yoy di sepanjang 2021.
“Per September 2021, KPR kita sudah tumbuh 23% yoy dari Rp 19,7 triliun menjadi Rp 24,1 triliun. Harapannya, bisa dijaga hingga akhir tahun. Strateginya KPR masih sama tahun ini, fokus di dua segmen yakni primary market dengan bekerja pengembang terbaik sama dengan dan secondary market bekerja sama dengan broker,” papar Djumariah.
Adapun kredit konsumer bank besar lainnya per September 2021 seperti berikut BCA tumbuh 2,12% yoy menjadi Rp 144,67 triliun. BRI naik 3,3% yoy menjadi Rp 147,2 triliun. BNI meningkat 9,9% yoy menjadi Rp 96,1 triliun. Mandiri naik 1,0% yoy menjadi Rp 88,4 triliun. Lalu CIMB tumbuh 5,7% yoy menjadi Rp 57,78 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News