Reporter: Astri Kharina Bangun |
Firdaus Djaelani
Pria kelahiran Jakarta 17 Desember 1954 ini punya cukup bekal pengalaman sebagai regulator maupun pelaku industri di sektor perbankan maupun sektor keuangan non-bank (khususnya asuransi).
Firdaus pernah berkarier sebagai Kepala Subdirektorat Pemeriksaan Direktorat Asuransi Kementerian Keuangan pada 1993. Tujuh tahun kemudian ia naik pangkat menjadi Direktur Asuransi Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan.
Ketika pemerintah membentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2004, setahun kemudian Firdaus dipilih sebagai Direktur LPS. Pada 2008 ia diangkat menjadi Kepala Eksekutif LPS. Jabatan tersebut ia pegang hingga April 2012. Sekarang Firdaus merupakan anggota Dewan Komisioner LPS. Salah satu kasus kakap penyehatan bank yang ia tangani selama di LPS adalah Bank Century.
Komisaris PT Reasuransi International Indonesia ini lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jurusan Manajemen pada 1981. Ia kemudian meneruskan pendidikannya di jurusan Ekonomi Ball State University Indiana Amerika Serikat pada 1988. Pada Maret 2012, Firdaus berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada (UGM). Disertasinya saat itu bertajuk “Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia: Kajian dari sisi Pembeli, Penjual dan Kebijakan Publik".
Ilya Avianti
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (FE-Unpad) ini lahir di Bandung pada 7 Juli 1959. Ilya merintis kariernya sebagai dosen di kampus yang juga merupakan almamaternya tersebut. Ia menamatkan pendidikannya mulai dari Sarjana Ekonomi dan Akuntansi sampai Doktor Akuntansi di FE Unpad.
Selain menjadi akademisi, Ilya juga pernah menjadi tenaga ahli Menteri Keuangan, yakni pada 2005-2006. Ia juga sempat menjadi Komisaris PT Tuban Petro Industry dari tahun 2006-2009.
Pada 2007, Ilya menjadi tenaga ahli Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dua tahun kemudian, posisinya beralih menjadi Pelaksana Tugas Auditor Utama Keuangan Negara VII pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII BPK merangkap staf ahli. Jabatan tersebut merupakan level terakhirnya di lembaga Pemerintah tersebut. Setelah menjadi kandidat DK-OJK, Ilya mundur dari jabatan yang telah didudukinya sejak 2010 tersebut.
Kusumaningtuti S. Soetiono
Sama halnya dengan Muliaman D Hadad, perempuan kelahiran London tanggal 21 Juli 1954 ini berlatar belakang pejabat di Bank Indonesia (BI). Selain pernah menjadi Kepala BI di kantor perwakilan New York, Kusumaningtuti sempat menjabat sebagai Deputi Direktur BI Bagian Hukum. Ia juga pernah menduduki jabatan Kepala Pusat Studi Kebanksentralan dan Direktur Internasional.
Kusumaningtuti meraih gelar Master of Law International Law dan Legal Studies serta Phd di The American University Washington DC (AS).
Nelson Tampubolon
Pria berusia 54 tahun ini pernah menduduki sejumlah jabatan penting di BI. Pada 2002-2005 ia menjabat Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI. Setelah itu, pada 2005-2008 Nelson menjadi Kepala Perwakilan BI di Singapura. Kariernya berlanjut di BI pada 2008-2012 dengan menjabat Direktur Direktorat Internasional BI.
Daftar pendidikannya di bidang perbankan pun cukup panjang. Selain meraih gelar sarjana di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Universitas Parahyangan Bandung, Nelson juga mengantongi titel Master of Science in Management di Arthur D Little Management Institute, Boston, AS. Di luar itu, Nelson juga menjalani pendidikan keahlian kursus pemeriksa bank, Sekolah Staf Pimpinan Bank Indonesia, dan tercatat sebagai alumnus Lemhanas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News