kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini rencana Muliaman usai terpilih jadi bos OJK


Rabu, 20 Juni 2012 / 12:19 WIB
Ini rencana Muliaman usai terpilih jadi bos OJK
ILUSTRASI. Ridwan Zachrie semakin matang dalam berinvestasi karena sudah memiliki early warning tools yang terasah.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan yang baru saja terpilih, Muliaman D Hadad, menginginkan karakteristik pengawasan menjadi pilar Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengawasan yang akan dilakukan oleh OJK itu akan dilakukan dengan hati-hati.

"Pertama yang dilandasi semangat prudential terutama kepada lembaga keuangan yang mengelola dana seperti bank, asuransi, dana pensiun. Tapi ada juga pengaturan yang memang memiliki karakteristik yang berbeda yaitu pasar modal," sebut Muliaman, seusai menghadiri pembukaan seminar terkait bancaassurance yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu (20/6).

Menurut Muliaman, OJK harus mempunyai sikap kehatian-hatian dalam melakukan pengawasan industri jasa keuangan. Pendekatan yang berbeda pun diperlukan mengingat industri jasa keuangan cukup beragam. Ada perbankan, asuransi, hingga pasar modal.

Untuk pasar modal, Muliaman bilang, diutamakan market conduct, disclosure, keterbukaan dan perlindungan investor. "Oleh karena itu juga approach-nya berbeda dan tentu saja perhatiannya berbeda," sambung dia.

Selain itu, Muliaman menginginkan kegiatan pengawasan sebagai "business is not as usual." Ia menjelaskan, perhatian dan harapan masyarakat terhadap perbaikan pengawasan industri jasa keuangan juga akan menjadi fokus OJK.

Selanjutnya adalah membangun koordinasi lebih baik dengan Bank Indonesia dalam melakukan pengawasan. Indonesia, sebut dia, harus belajar dari pengalaman negara lain terkait masalah koordinasi.

"Koordinasi ini sangat diperlukan terutama buat mereka yang saling terkait sebab persinggungan atau overlapping pekerjaan tidak bisa dihindari antara BI dengan OJK. Saya kira akan banyak persinggungan-persinggungan itu," papar Muliaman.

Terakhir, ia memiliki keinginan kuat meningkatkan kebijakan keuangan yang inklusif. Ini diperlukan karena, akses masyarakat kepada industri jasa keuangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga.

"Oleh karena itu sebagaimana membuka akses yang lebih luas kepada industri keuangan terutama bagi sebagian besar masyarakat yang belum punya akses menjadi lebih terbuka. Saya kira itu mungkin nilai tambah yang perlu kita angkat," pungkas Muliaman.

Muliaman terpilih secara aklamasi di Komisi XI DPR, Selasa (19/6) malam. Ia terpilih bersama dengan Nelson Tampubolon, Nurhaida, Rahmat Waluyanto, Firdaus Djaelani, Ilya Avianti, dan Kusumaningtuti S Soetiono.

OJK adalah lembaga baru yang akan melakukan supervisi industri jasa keuangan. Ini merupakan industri yang strategis sehingga harus diawasi orang-orang berintegritas tinggi, memiliki keahlian dan kompetensi di bidang keuangan. OJK nantinya akan mengelola dana yang terbilang besar yakni sekitar Rp 7.500 triliun atau setara dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. (Ester Meryana/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×