kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.669   135,00   0,80%
  • IDX 6.779   29,53   0,44%
  • KOMPAS100 980   6,42   0,66%
  • LQ45 762   4,51   0,60%
  • ISSI 215   1,19   0,56%
  • IDX30 395   2,27   0,58%
  • IDXHIDIV20 471   0,74   0,16%
  • IDX80 111   0,67   0,61%
  • IDXV30 115   0,45   0,40%
  • IDXQ30 129   0,82   0,64%

Ini respons Commonwealth atas aturan giro wajib


Kamis, 09 Juli 2015 / 19:18 WIB
Ini respons Commonwealth atas aturan giro wajib


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Commonwealth Indonesia memperkirakan aturan Giro Wajib Minimum yang menyatakan bahwa surat berharga masuk ke dalam perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR), tidak terlalu mempengaruhi penyaluran kredit perseroan sampai akhir tahun. Hal ini disebabkan karena perseroan tidak terlalu banyak mempunyai surat berharga setelah pada tahun lalu menerbitkan Medium Term Notes.

Menurut Executive Vice President Commonwealth Indonesia Liliawati Gunawan, posisi LDR perseroan saat ini adalah sedikit di atas 100. Nah, dengan aturan ini memang ada penurunan sedikit, tapi nilainya menurut Liliawati tidak terlalu signifikan.

“Jika dilihat secara industri juga tidak terlalu banyak dampaknya karena kalau dilihat total surat berharga perbankan adalah 80 triliun rupiah, jauh sekali dibandingkan total market deposito sebesar 4,2 ribu triliun rupiah,” ujar Liliawati, (9/7).

Secara umum, Liliawati mengatakan, dengan CAR Commonwealth Indonesia terakhir yaitu 21 %, maka secara aturan perseroan masuk ke dalam aturan baru ini. Selain itu, untuk kredit mikro perseroan juga memiliki angka di atas 5% dan jumlah NPL di bawah 5%. “Masuk aturan baru, tapi dampaknya tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Untuk kinerja, Liliawati mengatakan, perseroan menargetkan sampai akhir tahun, penyaluran kredit akan naik menjadi 12 % sampai 15 %. Target pasar Commonwealth Indonesia untuk kredit diantaranya adalah bisnis small medium enterprise dan consumer. Perbandingannya sampai akhir tahun adalah sekitar 60 dibanding 40.

Jika dilihat dari tujuannya, Liliawati mengatakan, hal ini memang baik karena dengan memasukkan surat berharga maka bank akan menjadi terpacu dalam menerbitkan surat berharga. Selain itu, ini juga bisa mempengaruhi tingkat likuiditas secara umum dengan penyaluran kredit yang naik. Ditambah lagi dengan aturan ini, maka mendukung program Bank Indonesia yaitu pendalaman produk pasar.

Hingga akhir tahun, bank yang memiliki aset Rp22,85 triliun per Maret 2015 ini juga membidik pertumbuhan jumlah nasabah di kisaran 5%-10%. Sementara itu hingga saat ini jumlah nasabah Bank Commonwealth mencapai 35.000 - 40.000 nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×