kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Respons AFPI Terkait TWP90 Industri Fintech Lending yang Makin Membaik


Kamis, 03 Oktober 2024 / 06:50 WIB
Ini Respons AFPI Terkait TWP90 Industri Fintech Lending yang Makin Membaik
ILUSTRASI. Pengguna sosial media mengamati iklan platform pinjaman online alias pinjol di Tangerang Selatan, Minggu (24/9/2023). Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan, biaya pinjaman di platform pinjol tak lebih melebihi 1%. Bahkan, platform pinjol dilarang mengenakan biaya pinjaman di atas 0,4% per hari. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech peer to peer (P2P) lending pada Agustus 2024 sebesar 2,38%.

Adapun TWP90 pada Agustus 2024 tercatat membaik atau menurun secara drastis dari posisi Agustus 2023 yang sebesar 2,88%. Nilai Agustus 2024 terbilang juga membaik, jika dibandingkan dengan posisi Juli 2024 yang sebesar 2,53%. 

Baca Juga: TWP90 Fintech Lending pada Agustus 2024 Terendah dalam Beberapa Tahun Terakhir

Jika ditelaah lebih lanjut, angka TWP90 pada Agustus 2024 yang sebesar 2,38% menjadi yang paling terendah dalam beberapa tahun terakhir. Selain posisi pada Agustus 2024, TWP90 paling terendah terjadi pada Mei 2024 yang sebesar 2,28%. 

Menanggapi membaiknya angka TWP90 industri, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik Djafar menyampaikan, perbaikan TWP90 tak terlepas dari banyaknya penyelenggara fintech lending yang lebih fokus pada existing borrower yang sudah punya track record baik. 

Baca Juga: OJK Beri Sanksi 19 Multifinance, 12 Modal Ventura dan17 Fintech selama September

"Hal itu disebabkan cost untuk saringan analisis kelayakan kredit yang tinggi, sehingga mengakibatkan profit yang diperoleh makin menipis. Oleh karena itu, sebagian besar pemain fintech lending sangat hati-hati dalam pemberian pinjaman," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).

Selain itu, Entjik bilang membaiknya TWP90 juga dipengaruhi oleh borrower yang mulai sadar untuk  membayar tepat waktu. Hal itu juga tak terlepas dari dampak kerja sama dengan bank sebagai lender.

Baca Juga: 16 Fintech P2P Lending Belum Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum Rp 7,5 Miliar

"Para borrower yang menunggak akan dilaporkan ke Sistem Layangan Informasi Keuangan (SLIK) oleh bank," ungkapnya.

Entjik menambahkan sampai saat ini, bisnis industri fintech lending masih bagus dan memiliki prospek yang cerah ke depannya. Oleh karena itu, dia optimistis industri masih akan tumbuh ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×