Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyampaikan sejumlah strategi agar angka kredit macet tidak membengkak.
Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, perusahaan punya posisi yang unik di industri fintech lending. Pertama, Akseleran sejak awal itu mengusung konsep real marketplace lending, yang mana lender benar-benar hanya dari retail dan institusi. Jadi, bukan hanya didukung oleh super lender saja.
"Lender ritel kami yang terdaftar ada 200.000 lebih dan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Komposisi lending kami pada 2023, berupa lender ritel dan institusi hampir 50:50. Dengan posisi yang seperti itu, sejak awal kami selalu mengedepankan pelayanan bagi lender kami dan fokus memberikan peace of mind bagi mereka," katanya kepada Kontan, Selasa (20/2).
Ivan menambahkan, peace of mind diberikan dengan memastikan tingkat kredit macet Akseleran konsisten di level rendah. Dia bilang hal itu me jadi fokus perusahaan sejak lama, bahkan selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Akseleran Catat Penyaluran Pinjaman Produktif Capai Rp 260 Miliar di Januari 2024
Ivan menerangkan angka kredit macet rendah kuncinya dengan melakukan assesment pinjaman secara prudent. Dia bilang, Akseleran memastikan borrower punya uang yang memadai untuk bisa berlanjut pinjamannya.
"Underlying pinjamannya (invoice/po/inventory) valid, dan history credit si borrower juga baik. Hal itu yang menjadi kunci kami bisa memiliki tingkat kredit macet yang rendah. Ditambah lagi sebagai lini pertahanan terakhir, kami menyediakan credit insurance yang cover 99% pokok pinjaman tertunggak. Dengan demikian, lender kami benar-benar mendapatkan peace of mind," ujarnya.
Ivan menyampaikan, saat ini TKB90 Akseleran berada di level 99,56%. Artinya, dia bilang tingkat kredit macet Akseleran di level 0,44% dari outstanding pinjaman, yang berarti jauh di bawah rata-rata industri.
"Atas dasar itu, sampai saat ini lender kami terus memberikan kepercayaan," katanya.
Ivan menyebut, total lender Akseleran pada 2023 tercatat lebih dari 225.000. Jumlah itu naik hampir 10%, jika dibandingkan 2022. Dia bilang lebih dari 99% merupakan lender individu dan sisanya adalah lender institusi.
Baca Juga: Akseleran Nilai Pinjol Ilegal Berdampak Negatif bagi Industri Fintech Lending
Untuk tahun ini, Ivan menyebut perusahaan menargetkan bisa mendapatkan sekitar 20.000 lender baru, yang mana sebagian besar adalah lender individu. Dia bilang, Akseleran juga mematok target pendanaan tahun ini di kisaran Rp 3,7 triliun hingga Rp 3,8 triliun atau naik sekitar 30% dari tahun lalu.
Adapun tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) fintech lending dalam kondisi terjaga di posisi 2,93% per Desember 2023. Angka itu bisa dibilang naik sebanyak 0,12%, jika dibandingkan posisi TWP90 per November 2023 yang sebesar 2,81%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News