kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi bank genjot kinerja anak usaha


Kamis, 10 Mei 2018 / 23:12 WIB
Ini strategi bank genjot kinerja anak usaha
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank BNI Syariah


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Untuk mendongkrak performa perusahaan anak, sejumlah bank menyiapkan berbagai jurus strategi. Strategi yang umumnya dipakai induk usaha adalah sinergi dengan anak usaha.

Contohnya, PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri). Bank pelat merah ini melakukan sinergi dengan anak usaha lewat cross selling, baik produk syariah, asuransi, produk investasi, maupun produk pembiayaan ke nasabah bank konvensional. Misalnya, kredit kepemilikan mobil dan produk asuransi kesehatan. 

Selain itu, Bank Mandiri akan melakukan sinergi lebih dalam dengan PT Mandiri Manajemen Investasi dan PT Mandiri Sekuritas. “Kami akan terus menyempurnakan sistem manajemen risiko dan teknologi informasi seluruh perusahaan anak,” kata Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.

Strategi menggenjot anak usaha lewat sinergi juga ditempuh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Sinergi bisnis yang ditempuh BNI dengan seluruh anak usahanya adalah melakukan optimalisasi Syariah Channeling Outlet (SCO) di kantor cabang BNI atau melalui bundling produk pada setiap transaksi bisnis BNI.

Contohnya sinergi yang dilakukan BNI dengan BNI Syariah. Bentuk sinergi antara induk dan anak usaha itu, antara lain, dilakukan melalui SCO. Melalui SCO, nasabah diberi kemudahan melakukan transaksi syariah di lebih dari 1.584 kantor cabang BNI serta diberi kemudahan akses perbankan dan BNI Mobile Banking.

Saat ini, BNI Syariah memanfaatkan sekitar 1.600 jaringan SCO untuk menggaet nasabah. Ke depan, BNI Syariah akan terus mengembangkan SCO untuk lebih mendekatkan diri ke pasar agar bisa mengakses layanan perusahaan.

Sementara itu, untuk mengurangi beban operasional, BNI Syariah mengurangi jaringan kantor. Sebagai gantinya, BNI Syariah mulai melakukan transformasi digital dengan mengurangi ketergantungan kantor cabang. Kini BNI Syariah memiliki 260 jaringan kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Injeksi modal

Tak hanya melakukan sinergi, bank berlogo 46 ini juga fokus menggenjot bisnis anak usaha melalui suntikan modal. Pada akhir Desember 2017 lalu, misalnya, BNI secara resmi telah menginjeksi modal tambahan untuk anak usahanya di bisnis bank syariah, yaitu BNI Syariah sebesar Rp 1 triliun.

Suntikan modal itu dilakukan BNI dengan membeli saham BNI Syariah. Ada 1 juta saham BNI syariah senilai Rp 1 triliun yang dibeli sang induk. Dengan suntikan modal ini, maka modal disetor BNI Syariah naik dari Rp 1,5 triliun jadi Rp 2,5 triliun.

Selain itu, saham BNI di BNI Syariah naik dari 99,9% menjadi 99,94%. Sedangkan saham BNI Life di BNI Syariah terdelusi dari 0,1% menjadi 0,06%.

Berbagai strategi yang diterapkan BNI itu turut mengerek laba bersih dan biaya dari anak perusahaan BNI. Saat ini, BNI memiliki lima anak usaha, yakni BNI Syariah, BNI Life, BNI Asset Management, BNI Sekuritas, dan BNI Multi Finance.

Melalui anak usaha tersebut, BNI memberikan layanan keuangan yang terbilang komplet, dari bank hingga nonbank. Misalnya, perusahaan yang ingin mendapatkan dana bisa masuk ke pasar modal, obligasi atau IPO yang dibantu oleh BNI Sekuritas. Begitu pula untuk pembiayaan kendaraan bermotor ada BNI Multi Finance. 

Demi mencapai target menaikkan kontribusi perusahaan anak sampai dua digit, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga menggenjot kinerja anak usaha lewat sinergi dari berbagai aspek, meliputi sinergi operasional, sumber daya manusia, dan sinergi bisnis. 

Untuk sinergi bisnis, misalnya, perseroan akan melakukan pembiayaan bersama atau sindikasi dengan melibatkan perusahaan anak. Hal tersebut telah mulai dilakukan pada 2017 dan akan terus diperbanyak pada tahun ini.

Sementara itu, sinergi operasional akan dilakukan BRI dengan pemanfaatan mesin-mesin ATM bersama demi menghemat anggaran operasional. Di sisi SDM, sinergi yang dilakukan misalnya lewat training atau penempatan SDM dari induk ke perusahaan anak.

Tidak sampai di situ, BRI pun siap mengguyur modal untuk mengembangkan bisnis perusahaan anak. Secara keseluruhan, BRI menyiapkan alokasi dana Rp 9 triliun untuk mendukung rencana ekspansi bisnis anorganik sepanjang 2018. 

Dana tersebut termasuk untuk penguatan permodalan PT Bank BRI Agroniaga (BRI Agro) Rp 2 triliun. Suntikan modal ini ditargetkan terealisasi pada paruh pertama 2018. Selain itu, dana akan dikucurkan untuk modal anak usaha baru PT Bahana Artha Vertura (BAV) yang diakusisi pada akhir tahun lalu.

Sisanya disiapkan untuk antisipasi kebutuhan anak usaha BRI lainnya yakni PT Bank BRI Syariah, PT Asuransi BRI Life, PT BRI Multifinance Indonesia, dan BRI Remittance Co. Ltd.  

Sebagai catatan, pada triwulan pertama tahun ini, BRI membukukan laba secara konsolidasi sebesar Rp 7,42 triliun atau naik 11,4% secara yoy. Kenaikan laba ini didorong oleh pendapatan bunga dari penyaluran kredit.    
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×