kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Kredit Macet Fintech Naik, GandengTangan dan Amartha Perkuat Mitigasi Risiko


Selasa, 08 Juli 2025 / 20:28 WIB
Kredit Macet Fintech Naik, GandengTangan dan Amartha Perkuat Mitigasi Risiko
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tingkat wanprestasi lebih dari 90 hari (TWP90) atau kredit macet pada sektor fintech lending tercatat meningkat menjadi 3,19% per Mei 2025.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tingkat wanprestasi lebih dari 90 hari (TWP90) atau kredit macet pada sektor fintech lending tercatat meningkat menjadi 3,19% per Mei 2025. Angka ini naik dari posisi April 2025 yang sebesar 2,93%.

Chief Operating Officer (COO) GandengTangan, Darul Syahdanul mengatakan, TWP90 di platform GandengTangan saat ini berada di level 3,56%. Menurutnya, tantangan utama dalam menjaga kualitas pembiayaan berasal dari karakteristik sektor yang mereka layani.

“Karena kami menyalurkan pembiayaan produktif untuk UMKM, salah satu penyebab meningkatnya TWP90 adalah menurunnya omzet penjualan atau adanya kendala operasional yang dihadapi peminjam,” ujar Darul kepada Kontan, Selasa (8/7).

Baca Juga: AFPI Sebut Ajakan Gagal Bayar Jadi Penyebab Utama Meningkatnya TWP90 Fintech Lending

Untuk menjaga agar rasio wanprestasi tidak terus meningkat, GandengTangan memperluas kolaborasi dengan ekosistem bisnis melalui skema closed loop financing. Menurut Darul, pendekatan ini efektif dalam mengurangi risiko penyalahgunaan dana atau side streaming.

“Kami terus berupaya menjaga trust dengan cara melakukan underwriting dengan ketat dan menjaga transparansi dengan lender,” tambah Darul.

Seiring tren kenaikan TWP90 di industri fintech lending, pelaku usaha di sektor ini dihadapkan pada tantangan menjaga kualitas portofolio pinjaman. 

Berbagai pendekatan dilakukan masing-masing platform untuk merespons situasi tersebut. PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) misalnya, mengandalkan kombinasi antara teknologi dan pendekatan berbasis komunitas dalam menjaga kualitas portofolio.

“Kami menggunakan teknologi AI dalam mengukur profil risiko akar rumput, intervensi pendampingan oleh 9.000+ tenaga lapangan, pendekatan berbasis komunitas, dan bisnis yang tetap fokus pada kebutuhan segmen akar rumput,” ungkap VP Public Relations Amartha, Harumi Supit kepada Kontan, Selasa (8/7). 

Baca Juga: Outstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Rp 82,59 Triliun per Mei 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×