Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 segera berakhir. Perbankan sudah mulai mempersiapkan diri menyongsong tahun 2021 dengan mematok target-target yang akan dicapai.
Setelah tahun ini bank fokus menjaga kualitas kredit dan hanya melakukan ekspansi kredit secara terbatas akibat Covid-19, tahun depan bank masih tetap belum akan ekspansif seperti masa sebelum pandemi menyeruak.
Bankir optimistis prospek kredit akan lebih baik namun mereka tidak terlalu agresif dalam memasang target sambil mencermati perkembangan penanganan Covid-19.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan kredit tumbuh sekitar 4%-6% dengan asumsi target pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 100 juta penduduk Indonesia bisa dicapai pada bulan Juni 2021.
Jika target itu tercapai, BCA memproyeksikan kondisi aktivitas perekonomian mulai Juli hingga Desember sudah bisa normal sekitar 90%.
"Tetapi kalau program vaksinasi ini mundur dan ekonomi masih seperti sekarang, proyeksi penyaluran kredit mungkin bisa 4% ke bawah saja," kata Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur BCA pada Kontan.co.id, Jumat (11/12).
Baca Juga: Penyaluran Kredit Bank Daerah Kian Merekah
Bagaimanapun, BCA sangat berharap program tersebut bisa berjalan sesuai rencana agar kondisi pasar bisa cepat normal sehingga permintaan kredit kembali naik. Jahja bilang, pihaknya akan terus melakukan upaya maksimal agar kredit bisa tumbuh.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memproyeksikan penyaluran kredit tahun depan tumbuh sekitar 6%. Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dari target kredit perseroan tahun 2020 ini yakni sekitar 4%.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, target kredit naik tahun depan seiring dengan mulai ada pemulihan ekonomi Indonesia.
Strategi bank pelat merah ini dalam menyalurkan kredit tahun depan akan fokus pada pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya kredit mikro.
BRI akan menjaga komposisi kredit UMKM minimal 80% tahun depan dan akan ditargetkan bergerak naik terus ke depannya. "Sebagai bagian untuk mendorong pertumbuhan kredit UMKM, kami akan fokus pada penyaluran kredit dengan skema penjaminan seperti KUR," ungkap Haru.
Untuk mengoptimalkan penyaluran kredit tahun depan, BRI akan terus memaksimalkan penggunaan aplikasi proses kredit secara digital melalui BRISpot, optimalisasi referal dari agen BRLink, serta mendorong kemitraan dengan fintech atau e-commerce.
Per September 2020, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp 935,35 triliun secara konsolidasian atau tumbuh 4,86% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) terbilang agresif dalam memasang target kredit tahun depan. BTN menargetkan kredit tumbuh sekitar 6%-7% dan BWS sekitar 9%.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit dapat mencapai 7% pada tahun depan. Hal ini seiring dengan masih cukup banyaknya program pemerintah dalam mendorong kepemilikan rumah.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury dalam webinar yang digelar pada Kamis (10/12) menuturkan bahwa target penyaluran kredit jauh lebih agresif tahun depan seiring dengan banyaknya stimulus yang dilakukan pemerintah mendorong ekonomi, termasuk mendorong sektor perumahan. Sementara sampai akhir tahun ini, perseroan hanya menargetkan kredit tumbuh sekitar 2%.
Baca Juga: Beri kelonggaran, Kementerian BUMN bakal pangkas rasio pembayaran dividen BNI dan BTN
"Kami optimistis bisa mencapai target tumbuh hingga 7% dengan catatan kami bisa mendapatkan alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di atas 75%," kata Pahala.
Untuk mencapai target tersebut, BTN akan agresif melakukan pameran properti tahun depan. Perseroan juga sudah melakukan perbaikan proses bisnis secara menyeluruh tahun ini sehingga dapat lebih cepat menjawab permohonan kredit tahun depan.
BWS lebih optimistis tahun depan karena kredit perseroan sudah bergerak cukup positif sejak kuartal III.
Sadhana Priatmadja, Direktur BWS mengatakan, pihaknya akan menyeimbangkan komposisi pertumbuhan segmen konsumer dan korporasi sebagai strategi mengejar target kredit tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News