Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membenarkan akan mengakuisisi bank kecil yang masuk kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I atau BUKU II. Langkah ini dilakukan BNI sebagai bagian langkah perseroan dalam melakukan digitalisasi.
Kabar yang beredar, bank kecil yang dibidik BNI merupakan non emiten yakni PT Bank Mayora. Saat dikonfirmasi, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, YB Hariantono tidak bersedia menjawab. "Ini no comment dulu," ujarnya pada Kontan.co.id, Selasa (19/10).
Hariantono bilang, sebagai perusahaan terbuka, semua aksi korporasi yang dilakukan BNI harus tunduk pada prinsip governance yang berlaku dan menghormati masing masing pihak terkait.
Oleh karena itu, BNI belum dapat menyampaikan nama target bank yang akan dibidik maupun partner yang akan digandeng. Ia mengatakan, kesepakatan ekspansi anorganik tersebut akan diumumkan pada waktunya.
Baca Juga: Penjelasan Bank Negara Indonesia (BBNI) terkait rencana akuisisi bank kecil
Hariantono mengambahkan, BNI saat ini dalam kondisi memasuki tahapan yang lebih serius untuk mewujudkan semua opsi yang ada dalam melakukan ekspansi anorganik sejalan dengan permodalan perseroan yang semakin solid, kinerja yang semakin baik, bahkan di atas target yang sudah diproyeksikan.
Sebelumnya, Novita Anggraini Direktur Keuangan BNI mengatakan, akselerasi kapabilitas digital memang sudah menjadi bagian dari program transformasi BNI. Saat ini, perseroan sudah dalam tahap lebih serius terkait transformasi digital ini.
"Melalui akuisisi bank BUKU 1 atau BUKU 2 yang sehat dan kolaborasi dengan global tech company, kami percaya akan dapat membawa BNI semakin dekat dengan program digitalisasi kami," kata Novita pada Kontan.co.id, Senin (18/10).
Novita bilang, BNI tidak terkendala dari sisi pendanaan dalam rencana akuisisi tersebut. Pasalnya, perseroan telah mengeksekusi beberapa program penguatan permodalan di bulan Maret dan September tahun ini. Apalagi kondisi profitabilitas menurutnya juga terus membaik.
BNI telah menerbitkan Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun sebagai penguatan modal pada September lalu.
Novita menyebutkan, surat berharga yang dilepas dengan suku bunga 4,3% per tahun tersebut merujuk pada ketentuan Regulation S (”Reg S”) berdasarkan US Securities Act, dan didaftarkan di Singapore Stock Exchange.
PT Bank Mayora sebetulnya sudah berencana melakukan penambahan modal sejak tahun 2019. Kala itu bank tersebut berencana menambah modal dengan melantai di pasar modal (Inisial Public Offering/IPO).
Sejak awal 2020, Kontan.co.id telah mencoba menanyakan perkembangan rencana penambahan modal tersebut kepada managemen Bank Mayora. Namun, Irfanto Oeij yang saat itu masih menjabat Direktur Utama Bank Mayora selalu enggan menjawab terkait rencana penambahan modal. "Terkait hal itu saya tidak bisa menjawab dulu," ujarnya.
Pada bulan Juni 2021, Irfanto sudah tidak menjawab sebagai Direktur Utama Bank Mayora. Dia pindah menjadi managing director di PT Mayora Inti Utama , pemegang saham Bank Mayora. Berdasarkan keterangan website perseroan, Direktur Utama bank ini sudah dijabat oleh Ricky Budiono.
Per kuartal II 2021, Bank Mayora tercatat memiliki modal inti sebesar Rp 1,2 triliun. Sementara hingga akhir tahun 2021, bank umum diwajibkan regulator memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun.
Selanjutnya: Kabar Bank Negara Indonesia (BBNI) akuisisi bikin saham-saham bank mini melonjak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News