kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Insurtech Rey Dapat Pendanaan Awal Senilai US$ 4,2 Juta


Rabu, 06 Juli 2022 / 17:14 WIB
Insurtech Rey Dapat Pendanaan Awal Senilai US$ 4,2 Juta
Jajaran Direksi Insurtech Rey saat Media Launch di Jakarta Selatan, Rabu (6/7).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup insurtech kesehatan, Rey mengumumkan pendanaan baru sebesar US$ 4,2 juta. Seri pendanaan dipimpin oleh Trans-Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan PT Reycom Document Solusi (RDS). 

Sebelumnya, Rey telah mendapat pendanaan pra-awal dari TPTF di September 2021. Dimana, dana yang disuntikkan pada startup ini senilai sekitar US$ 1 juta.

CEO dan Co-Founder Rey Evan Wijaya Tanotogono pun mengatakan bahwa pendanaan baru ini digunakan untuk memperbaiki beberapa hal untuk membuat standar baru di industri asuransi kesehatan.

“Kita nggak cuma mau berikan asuransi sebagai produk tetapi kita lebih ke health insurance as a experience dan itu banyak yang perlu kita lakukan dari sisi healthcare,” ujar Evan, Rabu (6/7).

Baca Juga: Tugu Insurance Dukung Pembangunan Berkelanjutan dengan Tanam Mangrove bersama OJK

Memang, Rey tak hanya memberikan proteksi kesehatan yang mencakup rawat jalan dan rawat inap. Platform ini juga menyediakan fitur healthcare mulai dari chat dokter online, penebusan resep online, dan pembuatan janji dengan dokter offline (tatap muka).

Sementara itu, Rey pun juga bekerja sama dengan beberapa pihak, seperti Victoria Insurance dan PIB pialang asuransi.

Tak hanya itu, dengan pendanaan baru ini, Evan pun menyebutkan ada beberapa target yang ingin dicapai oleh Rey. Salah satunya ialah bisa mendapatkan gross premi sekitar US$ 1 juta, tanpa menyebutkan waktunya.

Selain itu, Evan juga akan mengupayakan agar pembayaran klaim bisa dilakukan dengan lancar. Sebab, ia melihat klaim yang sulit dan kurang transparan merupakan salah satu poin yang perlu diperbaiki pada industri asuransi di Indonesia. 

“Proses klaim sepenuhnya dilakukan tanpa kertas (paperless) untuk rawat inap dan rawat jalan. Kemudian, proses klaim dapat dilakukan hanya dengan mengunggah foto dokumen medis yang diperlukan melalui aplikasi Rey,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×