kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Intan Baruprana butuh pembiayaan Rp 1,2 triliun


Rabu, 03 Juni 2015 / 15:07 WIB
Intan Baruprana butuh pembiayaan Rp 1,2 triliun
ILUSTRASI. Promo Hypermart Hyper Diskon Weekday Periode 19-21 Desember 2023.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) membutuhkan dana pembiayaan sebesar Rp 1,2 triliun pada tahun ini. Perusahaan melirik berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk menutupi kebutuhan pembiayaannya ini.

Direktur PT Intan Baruprana Finance Tbk, Samuel Kendra menuturkan, kebutuhan pembiayaan IBFN sebesar 1,2 triliun terdiri atas Rp 1 triliun pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi. Sisanya Rp 200 miliar dari ekuitas perusahaan. Saat ini komposisi pendanaan berupa pinjaman bank sebesar 75%. Sisanya 25% berasal dari penerbitan medium term notes (MTN). Sementara MTN yang existing sebesar Rp 300 miliar.

Hingga saat ini sumber pendanaan IBFN terdiri atas 16 bank. Seluruh rekanan bank telah memperpanjang kerjasama dengan IBFN. Ke depannya, satu dua bulan mendatang, terdapat 2 bank asing dan bank berskala besar yang akan ikut menyuntikkan pinjaman masing-masing Rp 100-200 miliar. Pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk bisnis anjak piutang.

Sebagai alternatif pembiayaan lain non bank, IBFN berencana menerbitkan MTN atau obligasi pendapatan tetap (fixed income) di sisa tahun ini. Pemilihan MTN atau obligasi nantinya disesuaikan dengan minat pelaku pasar. Jika penerbitan MTN atau obligasi ini direalisasikan maka porsi pendanaan IBFN sampai akhir tahun sedikit berubah antara porsi pinjaman perbankan dan penerbitan MTN atau obligasi.

"Namun jika penerbitan MTN atau obligasi batal maka porsi bank tetap lebih besar, yakni mencapai 75% dari total pendanaan," tutur Samuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×