Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
Kerja sama Artajasa meski telah diteken sejak Agustus 2019 lalu diakui Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena hingga kini memang belum memulai operasinya. Bayu bilang saat ini kedua pihak masih memproses untuk perluasan layanan.
“Untuk tambahan tarif secara normal memang akan dibebankan ke merchant, namun mekanisme pasar, dan variasi model bisnis bisa membuat real price yang berbeda,” kata Bayu kepada Kontan.co.id.
Desember lalu saat ditemui KONTAN di Singapura Co-President Asia Pacific Mastercard Ari Sarker sempat menyatakan bahwa dari kerja sama dengan Arta jasa Mastercard telah membangun dua pusat data, dan satu pusat keamanan di Indonesia
Baca Juga: BCA targetkan lebih dari 90% kartu ATM sudah pakai teknologi chip di akhir tahun 2020
Ketiga fasilitas ini bakal berguna merekam seluruh transaksi debit via kartu berlogo Mastercard. Ditambah Mastercard juga bakal mengembangkan sistem deteksi kecurangan dini.
“Mastercard Indonesia menjadi yang pertama meluncurkan sistem national fraud service. Dan memberi skor terhadap seluruh transaksi kartu debit Mastercard. Data ini, meski tak bisa dilihat nasabah namun kami laporkan ke bank penerbit. Dari skor tersebut akan bisa terlihat apakah transaksi bisa termasuk fraud atau tidak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News