Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyampaikan bahwa arah kebijakan investasi tidak terlepas dari rujukan makro ekonomi secara global maupun domestik.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan indikator investasi BPJS Kesehatan antara lain pertumbuhan ekonomi global dan domestik yang menggambarkan stabilitas suatu negara dalam menjalankan aktivitas ekonomi.
“Luaran investasi DJS (Dana Jaminan Sosial) itu tentu diprioritaskan oleh likuiditas dana kita untuk memenuhi kewajiban dan optimalisasi imbal hasil,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (26/9).
Baca Juga: BPJS Kesehatan Targetkan Investasi Dana Jaminan Sosial Lebih dari Rp 5 Triliun
Ali menjelaskan, tata kelola menjadi hal penting bagi BPJS dalam menjaga akuntabilitas serta transparansi pengelolaan investasi DJS. Dalam memitigasi risiko investasi, BPJS Kesehatan selalu melihat pada kesehatan bank.
“Jadi meskipun bank janji memberikan return investment-nya tinggi kami pasti menilai dulu apakah bank ini sehat atau tidak, risiko bank dan tingkat kesehatan sesuai metode best practice-nya,” jelasnya.
Ali mengungkapkan, untuk transparansi pihaknya juga menyiapkan portal best investment rate (bestie) yang merupakan wadah penawaran suku bunga perbankan dalam mendukung transaksi harian yang sesuai dengan rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Baca Juga: Kesadaran Masyarakat Jadi Tantangan Tingkat Keaktifan Peserta BPJS Kesehatan
“Intinya arah kebijakan investasi BPJS ada empat, pertama menjaga rasio likuiditas pada instrumen deposito, kedua optimalisasi hasil investasi pada instrumen SBN, ketiga asset liability management (ALMA) dan keempat inovasi resiprokal (supply chain financing),” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News