kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.195   54,43   0,76%
  • KOMPAS100 1.105   10,17   0,93%
  • LQ45 876   9,53   1,10%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 447   4,91   1,11%
  • IDXHIDIV20 539   4,62   0,86%
  • IDX80 127   1,20   0,96%
  • IDXV30 134   0,42   0,31%
  • IDXQ30 149   1,27   0,86%

Investasi Asuransi Jiwa di Reksadana Terus Menyusut


Selasa, 26 September 2023 / 18:46 WIB
Investasi Asuransi Jiwa di Reksadana Terus Menyusut
ILUSTRASI. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Juli 2023 investasi asuransi jiwa di reksadana mencapai Rp 92,29 triliun, turun 0,33% dibandingkan bulan Juni 2023 yang sebesar Rp 92,6 triliun.


Reporter: Vina Destya | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi industri asuransi jiwa di reksadana terus menyusut.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Juli 2023 investasi asuransi jiwa di reksadana mencapai Rp 92,29 triliun, turun 0,33% dibandingkan bulan Juni 2023 yang sebesar Rp 92,6 triliun.

Dibandingkan Januari 2023, investasi asuransi di reksadana sudah susut 9,05%. Per Januari 2023, investasi asuransi di reksadana masih mencapai Rp 101,49 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan penurunan investasi asuransi di reksadana tersebut sebenarnya sudah terlihat sejak awal tahun 2022.  Penyebabnya, perusahaan asuransi jiwa melakukan penyesuain penempatan investasi pada produk asuransi yang dibalut investasi (Paydi) untuk mematuhi aturan SE OJK tentang Paydi yang berlaku sejak Maret 2022.

“Di dalam aturan tersebut, dinyatakan bahwa penempatan investasi reksadana dari Paydi harus sepenuhnya memiliki underlying surat berharga negara (SBN) ataupun surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia (BI),” ujar Togar kepada Kontan, Senin (25/9).

Baca Juga: AAJI Proyeksikan Investasi di Reksadana Tetap Menurun Akibat PAYDI

Hal tersebut membuat pengalihan investasi reksadana yang memiliki underlying saham ke SBN.

Sementara, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Anggi menilai, tren penurunan pada investasi di reksadana tersebut disebabkan semakin banyaknya perusahaan asuransi jiwa yang saat ini mulai lebih memilih risiko investasi berskala moderat ke konservatif.

Ia melihat, perusahaan asuransi saat ini lebih banyak memilih investasi SBN karena mereka ingin menjaga dana nasabah yang dipercayakan kepada perusahaan asuransi jiwa.

“Agar tetap mengalami pertumbuhan yang stabil tanpa risiko volatilitas yang terlampau tinggi,” ujar Nicodimus pada Kontan, Minggu (24/9).

Jika dilihat dari data yang dirilis OJK, investasi di SBN per Juli 2023 mencapai Rp 153,5 triliun. Jumlah tersebut mengungguli investasi saham yang sebesar Rp 150,93 triliun.

Sampai dengan akhir tahun 2023 ini, Togar memperkirakan, porsi penempatan investasi industri asuransi jiwa di reksadana akan terus menurun.  “Khususnya penempatan investasi yang terkait dengan Paydi,” tambah Togar.

Baca Juga: AAJI Sebut Penurunan Klaim Akhir Kontrak Sudah Bisa Diprediksi Perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×