kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi fintech tahun ini diprediksi rekor


Senin, 28 Agustus 2017 / 20:40 WIB
Investasi fintech tahun ini diprediksi rekor


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Perkembangan yang cukup melesat, tren investasi ke industri financial technology (fintech) tahun 2017 ini diprediksi mencapai rekor tertinggi.

Megutip situs dealstreetasia yang dipublikasikan Rabu (23/8), menurut analisis CB Insights, diperkirakan akan ada sekitar 50 transaksi investasi di industri fintech hingga penghujung tahun ini.

Misalnya, pada 2014 lalu tercatat hanya ada tiga kesepakatan investasi. Perlahan angka tersebut meningkat di tahun berikutnya sebanyak 11 transaksi investasi, lalu 21 transaksi di 2016.

Beberapa perusahaan fintech berbasis peer to peer (P2P) lending juga mendapat suntikan dana dari berbagai perusahaan. Misalnya, Amartha mendapatkan suntikan dari Mandiri Capital Indonesia (MCI) pada Maret 2017.

Lalu, baru-baru ini UangTeman juga memperoleh pendanaan seri A senilai US$ 12 juta dari sejumlah investor K2 Venture Capital Ltd, STI Financial Group dan juga dari Tim Draper, selaku founder perusahaan modal ventura dari Amerika Serikat (AS), Draper Associates.

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R. Sirait mengatakan, perkembangan industri fintech dalam dua terakhir ini memang terhitung cukup melesat. Hal ini tentu berkat dukungan pemerintah dalam memajukan industri fintech dalam negeri.

Seperti misalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan cepat membuat regulasi lalu dukungan dari Bank Indonesia (BI) membangun regulasi sandbox yakni agar pelaku fintech yang kebanyakan perusahaan startup skala kecil mendapatkan kesempatan untuk mematangkan konsep dan berkembang sehingga mampu menyediakan layanan finansial yang aman kepada masyarakat.

“Saat ini kami dari asosiasi sedang konsultasi dan kerjasama untuk menjadi ekosistem yang terbaik,” katanya ke KONTAN, Senin (28/8).

Lebih lanjut, meskipun di tengah pelemahan daya beli masyarakat seperti saat ini, transaksi di fintech terlihat terus meningkat. Dengan begitu, Jefri optimistis beberapa tahun ke depan transaksi di e-commerce yang di dalamnya terdapat fintech kian melejit.

“Pada 2025 diperkirakan transaksi melalui platform online akan semakin booming. Masyarakat tidak lagi dalam fase kaget, tapi sudah terbiasa menggunakan transaksi online ini,” terang Jefri.

Menurutnya, potensi investasi di fintech masih sangat besar sekali. Apalagi dengan hadirnya fintech yang membawa perubahan bagi industri jasa keuangan dalam negeri. Hal ini akan menarik investor untuk semakin melirik investasi di fintech.

Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya berpendapat, investasi ke fintech memang trennya semakin deras. Meski kehadiran fintech terbilang baru di industri keuangan, tapi menunjukkan tren yang terbilang positif.

“Kami optimis suntikan investasi tahun ini akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Ini juga karena peningkatan jumlah nilai investasinya, awalnya perusahaan tersebut kecil dan menjadi besar ini menjadi peluang dukungan investasi dari investor semakin tinggi,” ungkap Reynold ke KONTAN, Senin (28/8). Asal tahu saja, saat ini investor yang tergabung dalam Modalku yakni sebanyak 12.000, angka itu meningkat empat kali lipat dibanding tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×