Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari
Alih-alih untuk mempercepat proses perbaikan kinerja, Bank Muamalat pun telah menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai tim pengacara yang bertugas untuk memperbaiki bisnis perusahaan dari sisi hukum.
Selain itu, dari segmen pembiayaan juga akan ada yang diubah. Bank syariah pertama di Indonesia ini bakal mengkaji ulang penyaluran pembiayaan ke segmen korporasi besar yang saat ini mewakili 65% dari total pembiayaan.
"Kekuatan kami di sisi Islamic-nya, walau dua tahun terakhir terombang ambing di tahun lalu sudah ada 274 customer baru," terangnya. Hal ini bisa menjadi penanda bahwa Bank Muamalat bakal lebih serius menggarap segmen ritel, bila suntikan modal telah terserap.
Baca Juga: Akhirnya, OJK restui Ilham Habibie dkk jadi investor Bank Muamalat
Sebagai pengingat saja, melansir artikel Kontan.co.id pada Maret 2019 lalu, rencana akusisi Al Falah atas Bank Muamalat memang telah bergaung. Setidaknya, pada akhir April 2019 Al Falah dikabarkan telah menyetorkan dana sebesar Rp 1,7 triliun pada escrow account di Citibank.
Nah, Al Falah merupakan perusahaan berbendera Singapura, yang didirikan oleh Ilham Akbar Habibie (Ilham Habibie) dan CP5 Hold Co 2 Limited (CP5). Sebanyak 100% saham CP5, secara tidak langsung dimiliki oleh fund yang dikelola SSG Capital Management Limited (SSG). Ilham merupakan putra Mantan Presiden B.J. Habibie dan Komisaris Utama Bank Muamalat.
Melalui pengumuman yang dipublikasikan pada 17 April 2019, Bank Muamalat menyatakan Al Falah berniat menguasai sekitar 50,3% saham bank syariah pertama di Indonesia ini. Caranya, dengan menyerap 77,1% saham baru yang akan diterbitkan Bank Muamalat. Perusahaan ini akan membeli saham rights issue jatah pemegang saham existing tertentu, dan juga ikut bertindak sebagai pembeli siaga, dengan menggandeng pembeli siaga lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News