Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) menyatakan pendapatan premi dari lini asuransi rekayasa mengalami penurunan pada awal tahun ini. Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengatakan pendapatan premi asuransi rekayasa Jasindo per Februari 2025 sebesar Rp 14 miliar.
"Nilai itu mengalami penurunan 55%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (13/3).
Diwe tak memungkiri penurunan tersebut disebabkan adanya tantangan yang masih menerpa asuransi rekayasa pada awal tahun ini, termasuk masih sepinya proyek yang dijalankan. Meskipun demikian, dia tetap optimistis bahwa dengan mulai bergeraknya kembali sejumlah proyek strategis, serta penguatan kerja sama dengan mitra bisnis, peluang pertumbuhan asuransi rekayasa pada tahun ini masih terbuka lebar.
"Kami akan terus memantau kondisi pasar dan menyesuaikan strategi agar dapat tetap memberikan perlindungan terbaik bagi sektor infrastruktur dan konstruksi," ujarnya.
Baca Juga: AAUI Ungkap Penyebab Pendapatan Premi Asuransi Rekayasa Terkontraksi 18,2% pada 2024
Sementara itu, Diwe menyampaikan Jasindo menargetkan lini asuransi rekayasa bisa tumbuh sebesar 84% pada tahun ini, jika dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya. Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, dia mengatakan Jasindo akan menerapkan strategi ekspansi bisnis dan penguatan kolaborasi.
Diwe melihat banyak potensi yang masih bisa digarap perusahaan di sektor asuransi rekayasa, terutama dari proyek-proyek di ekosistem BUMN dan sektor swasta.
"Oleh karena itu, kami akan terus mengoptimalkan jalur distribusi, terutama melalui broker, serta meningkatkan pangsa pasar dengan strategi kolaborasi, termasuk joint capacity bersama IFG Group," tuturnya.
Dengan pendekatan tersebut, Diwe meyakini Jasindo dapat tetap kompetitif dan memberikan solusi perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan pasar terkait asuransi rekayasa.
Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi rekayasa industri mencapai Rp 4,27 triliun pada 2024. Nilai itu terkontraksi cukup dalam sebesar 18,2%, jika dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Asuransi Umum Hadapi Banyak Tantangan, AAUI Inisiasi Pengembangan Asuransi Mikro
Selanjutnya: Nikmati Beragam Kuliner dan Hiburan di Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025
Menarik Dibaca: 4 Buah Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Baik buat Jantung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News