kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang akhir tahun, kredit melambat


Rabu, 12 Desember 2012 / 07:07 WIB
Jelang akhir tahun, kredit melambat
ILUSTRASI. Warga memakai masker pelindung berjalan melewati gedung perkantoran di distrik keuangan Lujiazui di Pudong, Shanghai, menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), China, Kamis (4/6/2020). REUTERS/Aly Song


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Oktober 2012 penyaluran kredit senilai Rp 2.586 triliun atau tumbuh 22,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp 2.106 triliun. Sedangkan di bulan sebelumnya pertumbuhan kredit sebesar 22,9%. Padahal BI menargetkan, tahun ini kredit perbankan meningkat sebesar 24%.

Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategi dan Hubungan Masyarakat BI, Dody Budi Waluyo, mengatakan perlambatan terjadi karena kredit konsumsi hanya tumbuh sebesar 18,9% (year on year/yoy) dan kredit modal kerja tumbuh stabil sebesar 22,0% (yoy).

Perlambatan ini karena  kebijakan BI mengenai loan to value (LTV) yang mulai menunjukkan pengaruh. "Dalam dua bulan ini, memang kredit properti dan kendaraan menurun," katanya, seusai pengumuman BI rate, Selasa (11/12).

Pertumbuhan kredit perbankan tertolong, karena kredit investasi naik hingga 30%. Kenaikan  ini diharapkan meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Bank sentral tetap optimistis, pertumbuhan kredit bisa antara 23% hingga 24% sampai akhir tahun ini.

Direktur Utama Bank DKI,  Eko Budiyono, mengakui dengan kondisi perekonomian global yang belum pulih, ada indikasi permintaan kredit pada sektor tertentu menurun. "Permintaan kredit bukan hanya dipengaruhi faktor bunga, tapi juga faktor lain, seperti risiko bisnis dan juga demand terhadap barang-barang dari Indonesia," jelas Eko.

Meskipun mulai terlihat melambat, industri perbankan tetap optimistis, pertumbuhan kredit bakal menembus di atas 22%. Perbankan dapat menggeber penyaluran kredit ke sektor-sektor yang tidak berpengaruh terhadap krisis global. Misalnya, kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, menyampaikan pihaknya masih yakin pertumbuhan kredit sebesar 24%. Selama setahun ini, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit rata-rata sebesar 22%-26%. "Kami melihat pertumbuhan kredit di bulan Oktober dan November membaik menjadi sekitar 24%. Sehingga kami ada akselerasi kredit dalam dua bulan semenjak September lalu," katanya.

Sependapat, Direktur Bisnis Bank BNI, Krishna R. Suprapto, menyampaikan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun akan mencapai target. Namun, ia enggan menyampaikan realisasi kredit hingga Oktober.

Dari sisi sektor kredit, Bank BNI membidik penyaluran kredit ke infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan dan kereta api. Menjelang akhir tahun, realisasi kredit infrastruktur diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. "Secara keseluruhan, kami memang mematok pertumbuhan kredit lebih moderat," katanya.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, juga optimistis, perbankan akan memanfaatkan sisa akhir tahun ini untuk menyalurkan kredit, sehingga pertumbuhan akan sesuai rencana bisnis bank (RBB). "Itu baru data Oktober, tapi sampai akhir tahun, realisasi akan sesuai rencana perkembangan kredit," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×