Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini memiliki 9 perusahaan reasuransi, yang terdiri dari 8 perusahaan reasuransi konvensional dan 1 reasuransi berbasis syariah. Jumlahnya lebih banyak, dibandingkan jumlah reasuransi di negara lain yang terbilang sedikit.
Terkait hal itu, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyebut tidak mudah untuk bisa membandingkan secara langsung dengan negara lain.
Meskipun demikian, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu berpendapat memang idealnya hanya terdapat beberapa perusahaan reasuransi saja. Dengan catatan, reasuransi juga mesti jeli melihat sifat risiko yang ditanggung dan pemenuhan kapasitasnya.
"Idealnya memang begitu (sedikit). Oleh karena itu, kami take a lead, ambil inisiatif yang ada di BUMN dahulu," ucapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (22/7).
Baca Juga: Indonesia Re Nilai Konsolidasi Reasuransi BUMN dapat Berdampak Positif
Benny menerangkan hal itu yang menjadi salah satu dasar utama adanya konsolidasi reasuransi BUMN menjadi memungkinkan. Dia bilang ada 3 reasuransi yang akan menerapkan konsolidasi tersebut, mencakup Indonesia Re, PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre), dan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure).
"Ada tiga, yaitu Indonesia Re, Tugure, dan Nasre. Hal itu yang coba nanti dilihat kemungkinan untuk konsolidasi," tuturnya.
Menurut Benny, perusahaan reasuransi lainnya yang berada di luar ekosistem BUMN akan mengalami kendala dalam konsolidasi. Hal itu karena pemilik sahamnya juga berbeda-beda dan menyatukan secara bisnis juga tak mudah.
"Kalau yang lain (reasuransi di luar BUMN) agak susah. Pemiliknya berbeda-beda. Ada yang swasta dan lainnya sehingga tidak gampang," kata Benny.
Sementara itu, Benny mengatakan saat ini berbagai pihak yang terkait sedang berdiskusi mengenai rencana konsolidasi reasuransi BUMN dan belum ada gambaran skema konsolidasi yang muncul.
"Belum ada (skema). Jadi, kalau yang masalah itu, sedang dalam tahap diskusi," katanya.
Benny menyatakan dibutuhkan waktu yang tak sebentar untuk menggodok konsolidasi reasuransi BUMN. Hal itu karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan baik dari sisi bisnis hingga sumber daya manusia.
Baca Juga: Pendapatan Premi Reasuransi Maipark Tumbuh 16,04% per Juni 2025
"Itu tidak cuma satu malam langsung jadi. Kami mesti mendiskusikan, karena banyak yang harus dipertimbangkan. Bukan cuma memindahkan saham aja, melainkan melihat juga proses bisnisnya, fokus bisnisnya, teknologi, dan sumber daya manusia," ungkapnya.
Oleh karena itu, Benny mengungkapkan penyusunan skema konsolidasi memang harus dilakukan secara hati-hati.
Sebelumnya, rencana konsolidasi reasuransi BUMN perlahan mulai menemukan titik terang ketika Indonesia Re menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Selasa (1/7). Berdasarkan roadmap yang ditampilkan Indonesia Re, konsolidasi reasuransi BUMN ditargetkan rampung pada 2028.
"Jadi, rencana pada 2028, kami akan bisa memiliki perusahaan reasuransi nasional yang besar dan kuat, yang merupakan penggabungan dari 3 perusahaan reasuransi milik negara," ujar Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (1/7).
Benny menerangkan 2 reasuransi yang akan ikut konsolidasi, yaitu PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) dan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure). Jika ditelisik lebih rinci, Nasre merupakan cucu usaha dari Indonesia Financial Group (IFG). Perusahaan reasuransi tersebut dimiliki PT Asuransi Kredit Indonesia sebesar 99%.
Sementara itu, Tugure merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Perusahaan reasuransi itu dimiliki PT Tugu Pratama Interindo sebesar 50,74% dan PT Asriland sebesar 49,26%.
Baca Juga: Indonesia Re Beberkan Kabar Terbaru Rencana Konsolidasi Reasuransi BUMN
Jika ditelaah berdasarkan roadmap, target merger dan akuisisi antara Indonesia Re dengan Tugure berlangsung pada 2026. Selanjutnya, target merger dan akuisisi Indonesia Re dengan Nasre akan terjadi pada 2027. Dengan demikian, ditargetkan konsolidasi atau integrasi reasuransi BUMN keseluruhan rampung pada 2028.
Berdasarkan roadmap, pada 2028, sepertinya akan terdapat beberapa perusahaan perasuransian yang akan tergabung dalam konsolidasi yang dikepalai Indonesia Re, yakni Tugure, Nasre, Asuransi Asei, dan Asuransi ReIndo Syariah. Dipaparkan juga dalam roadmap, konsolidasi reasuransi BUMN bisa go international pada 2029.
Selanjutnya: Kasus Beras Oplosan, Kapolri: Tim Sudah Bergerak, Nanti Akan Ada Rilis Awalan
Menarik Dibaca: SOTF 2025, Harga Tiket Pesawat Garuda Jakarta - Jepang PP mulai Rp 5,6 Jutaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News