kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.330   14,00   0,09%
  • IDX 7.345   -53,46   -0,72%
  • KOMPAS100 1.030   -14,36   -1,37%
  • LQ45 782   -6,67   -0,85%
  • ISSI 245   -3,19   -1,29%
  • IDX30 405   -3,55   -0,87%
  • IDXHIDIV20 467   0,58   0,12%
  • IDX80 116   -1,36   -1,15%
  • IDXV30 118   -0,58   -0,49%
  • IDXQ30 130   -0,02   -0,02%

Indonesia Re Nilai Konsolidasi Reasuransi BUMN dapat Berdampak Positif


Selasa, 22 Juli 2025 / 21:09 WIB
Indonesia Re Nilai Konsolidasi Reasuransi BUMN dapat Berdampak Positif
ILUSTRASI. Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana konsolidasi perusahaan reasuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih digodok sampai saat ini. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menilai adanya konsolidasi reasuransi BUMN dapat berdampak positif bagi industri perasuransian. 

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat mengatakan, adanya konsolidasi reasuransi BUMN dapat membuat industri reasuransi memiliki kapasitas yang kuat dalam menahan risiko lebih banyak di dalam negeri. Tak cuma itu, dia bilang perusahaan reasuransi yang ada nantinya juga bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam mengelola risiko.

"Kapasitas dan kemampuan profesionalnya juga kuat, sehingga mereka bisa menahan risiko lebih banyak di dalam negeri," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (22/7).

Meskipun demikian, Delil menyebut apabila konsolidasi reasuransi terjadi, tentu perusahaan reasuransi dalam negeri yang ada juga menjadi makin sedikit. Hal itu dinilai baik karena selama ini perusahaan reasuransi yang ada memiliki kapasitas yang cenderung kecil, sehingga daya tahan retensi risiko mereka juga kecil. 

Baca Juga: Pendapatan Premi Reasuransi Maipark Tumbuh 16,04% per Juni 2025

"Dengan konsolidasi, kami berharap tidak terlalu memiliki banyak penyelenggara. Alhasil, nantinya reasuransi mampu menyeleksi risiko, sehingga risiko yang dibangun di dalam negeri itu adalah risiko yang kualitasnya bagus," tuturnya.

Selain itu, Delil berpendapat dengan sedikitnya jumlah reasuransi, hal itu akan membuat reasuransi mampu secara optimal mengidentifikasi risiko mana yang memang sebaiknya tidak di-retain di dalam negeri, tetapi harus dilempar ke luar negeri. 

"Jadi, reasuransi tetap perlu membagikan risiko ke luar negeri juga, karena itu prinsip dasar asuransi. Namun, risiko yang kualitasnya baik ditahan di dalam negeri," ujar Delil.

Sebagai informasi, berdasarkan roadmap yang ditampilkan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Selasa (1/7), konsolidasi reasuransi perusahaan reasuransi BUMN ditargetkan rampung pada 2028.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (1/7), sempat menerangkan 2 reasuransi yang akan ikut konsolidasi, yaitu PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) dan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure). Jika ditelisik lebih rinci, Nasre merupakan cucu usaha dari Indonesia Financial Group (IFG). Perusahaan reasuransi tersebut dimiliki PT Asuransi Kredit Indonesia sebesar 99%.

Sementara itu, Tugure merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Perusahaan reasuransi itu dimiliki PT Tugu Pratama Interindo sebesar 50,74% dan PT Asriland sebesar 49,26%.

Baca Juga: Indonesia Re Beberkan Kabar Terbaru Rencana Konsolidasi Reasuransi BUMN

Jika ditelaah berdasarkan roadmap, target merger dan akuisisi antara Indonesia Re dengan Tugure berlangsung pada 2026. Selanjutnya, target merger dan akuisisi Indonesia Re dengan Nasre akan terjadi pada 2027. Dengan demikian, ditargetkan konsolidasi atau integrasi reasuransi BUMN keseluruhan rampung pada 2028. 

Berdasarkan roadmap, pada 2028, sepertinya akan terdapat beberapa perusahaan perasuransian yang akan tergabung dalam konsolidasi yang dikepalai Indonesia Re, yakni Tugure, Nasre, Asuransi Asei, dan Asuransi ReIndo Syariah. Dipaparkan juga dalam roadmap, konsolidasi reasuransi BUMN bisa go international pada 2029. 

Adapun Indonesia saat ini memiliki 9 perusahaan reasuransi, yang terdiri dari 8 perusahaan reasuransi konvensional dan 1 reasuransi berbasis syariah. Jumlahnya lebih banyak, dibandingkan jumlah reasuransi di negara lain yang terbilang sedikit. 

Selanjutnya: OJK Terbitkan Aturan Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan Sektor IAKD

Menarik Dibaca: Tiket Diskon KA Telah Terjual 3,19 Juta Tiket, Okupansi Capai 90%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×