Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bank Permata Tbk sampai kaurtal III 2016 mencatatkan kerugian mencapai Rp 1,24 triliun. Kerugian ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu yang masih mencatatkan laba Rp 944 miliar.
Jika dibandingkan kuartal 1 dan 2, rugi bersih kuartal III ini merupakan yang terbesar. Kerugian yang diderita Bank Permata sepanjang tahun 2016 ini menyebabkan peringkat laba bank turun dari tahun sebelumnya yang masih berada posisi 8 saat ini menjadi posisi diluar 10 besar.
Direktur Utama Bank Permata, Roy Arman Arfandy mengatakan kerugian pada sembilan bulan sepanjang tahun ini disebabkan karena pencadangan yang mengalami kenaikan.
“Kami melihat secara keseluruhan kondisi belum terlalu memaik sehingga pencadangan kami tingkatkan,” ujar Roy kepada KONTAN, Minggu (30/10).
Sebagai informasi, sampai kuartal 3 2016, Bank Permata mengalokasikan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 5,31 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar 89,31% yoy. Pencadangan ini karena NPL yang naik 94,4bps yoy menjadi 4,86%.
Berdasarkan catatan KONTAN, sampai September 2016 pendapatan bunga bersih bank juga turun 4,49% yoy menjadi Rp 4,6 triliun. Sedangkan beban operasional bank naik cukup besar sebesar 69,27% yoy menjadi Rp 6,29 triliun.
Roy mengatakan meskipun mengalami penurunan kinerja, tercatat bank masih mencatatkan kenaikan laba operasional sampai kuartal 3 2016 sebesar 4% yoy menjadi Rp 2,9 triliun.
Ke depannya menurut Roy, bank Permata masih akan fokus kepada penyelesaian kredit bermasalah untuk menurunkan NPL. Selain itu bank juga akan fokus dalam pengembangan retail banking untuk beberapa tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News