kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Jurus Jiwasraya agar bisa bertahan, berhemat hingga kantongi 1% saham LinkAja


Senin, 13 Januari 2020 / 18:01 WIB
Jurus Jiwasraya agar bisa bertahan, berhemat hingga kantongi 1% saham LinkAja
ILUSTRASI. Tampilan gedung kantor pusat Asuransi Jiwasraya di Jakarta, Selasa (15/1). Manajemen Jiwasraya memastikan bisnis perusahaan terus berjalan meski ada masalah gagal bayar. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses hukum kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) masih berlangsung. Kendati demikian, manajemen perusahaan asuransi pelat merah itu, memastikan bisnis perusahaan terus berjalan.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengaku terus melakukan upaya penyehatan kondisi keuangan perseroan. Ia bilang Jiwasraya terus melakukan penghematan. Juga mengatur aliran kas atau cash flow dari premi reguler secara ketat.

Baca Juga: Kemenkeu siapkan desain Lembaga Penjamin Polis

“Tetap menjual produk-produk ritel yang bersifat proteksi. Selain itu menjual unitlink sambil menunggu proses dari strategis partner. Holdingisasi untuk nantinya secara bertahap membayar kewajiban,” ujar Hexana kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu.

Selain itu, Jiwasraya tahun lalu telah menjadi pemegang saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang mengelola uang digital LinkAja. Hexana menyebut Jiwasraya mengempit kepemilikan 1% saham uang elektronik pelat merah itu.

“LinkAja menjadi payment gateway. Juga menjadi market place untuk penjual produk-produk digital Asuransi Jiwasraya,” jelas Hexana.

Sebelumnya, Kementerian BUMN meyakinkan untuk mengembalikan dana nasabah Jiwasraya dalam waktu dekat. Menteri BUMN Erick Thohir meyakinkan bahwa nasabah memiliki keyakinan dananya kembali.

Baca Juga: Politisi PDIP lebih condong ke Panja ketimbang Pansus Jiwasraya, ini alasannya

“Kita tidak mau dianggap, BUMN melarikan diri. Walaupun ini sudah sejak 2006, jadi apa yang terjadi dulu dan sekarang, pemerintah selalu carikan solusi. Nah kan ada tahapannya, pembentukan holding nantinya akan memberikan cash flow sebanyak Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun per tahun bisa kita cicil ke depan. Juga menjual aset saham Jiwasraya bila harganya sudah naik,” ujar Erick Thohir pekan lalu.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan kementerian BUMN tetap memastikan keberlangsungan bisnis Jiwasraya sembari proses hukum dan investigasi terus berlangsung. Ia bilang BUMN akan terus fokus menjalankan tiga strategi bisnis penyehatan Jiwasraya sekaligus menghindari ancaman dampak sistemik Jiwasraya.

Selain mempercepat terbentuknya holding asuransi, Kementerian BUMN juga menyiapkan penjualan saham Jiwasraya Putera. Juga melakukan restrukturisasi hutang jatuh tempo Jiwasraya alias memperpanjang tenor.

Arya bilang saat tengah terjadi due diligent untuk investor Jiwasraya Putera. Meski tidak menyebut siapa saja calon investor tersebut, Ia memperkirakan akan rampung pada kuartal I atau II tahun ini. Lewat aksi ini nantinya Jiwasraya akan mendapatkan dana senilai Rp 3 triliun.

Baca Juga: YLKI pertanyakan motif DPR membentuk pansus Jiwasraya

“(Dana nasabah kembali) kita harapkan kuartal kedua 2020. Kita harapkan bisa bertahap terutama untuk nasabah kecil. Kalau untuk dana pensiun itu bisa dibayar, tidak masalah. Memang yang bermasalah yang produk Jiwasraya Saving Plan,” jelas Arya.

Kendati demikian, Arya menegaskan bahwa langkah bisnis yang diambil oleh Kementerian BUMN akan bergantung pada kondisi yang kondusif. Baik secara politik maupun ekonomi, lantaran investor Jiwasraya Putera bisa saja mengurungkan niat.

“Kami akan berusaha sekuat tenaga, tidak memanfaatkan dana talangan. Juga agar tidak ganggu uang negara. Mekanisme bisnis ini terjadi kalau kondisi juga kondusif kalau tidak ada gonjang ganjing yang membuat investor yang masuk ke Jiwasraya itu berhenti,” pungkas Arya.

Baca Juga: Kejagung meminta keterangan tujuh saksi terkait kasus Jiwasraya hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×