kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.874   77,00   0,48%
  • IDX 7.155   -6,65   -0,09%
  • KOMPAS100 1.094   -0,34   -0,03%
  • LQ45 869   -2,96   -0,34%
  • ISSI 217   0,62   0,29%
  • IDX30 444   -2,44   -0,55%
  • IDXHIDIV20 536   -3,97   -0,73%
  • IDX80 126   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 135   -1,06   -0,78%
  • IDXQ30 148   -1,10   -0,74%

Kebijakan DP 0% Kendaraan Bermotor Berlanjut, Begini Penerapannya di Multifinance


Senin, 23 Oktober 2023 / 18:07 WIB
Kebijakan DP 0% Kendaraan Bermotor Berlanjut, Begini Penerapannya di Multifinance
ILUSTRASI. Pemerintah bakal kembali melanjutkan kebijakan DP 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah bakal kembali melanjutkan kebijakan DP 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru. Kebijakan ini, efektif berlaku mulai dari awal hingga akhir tahun 2024.

Lantas bagaimana sejauh ini penerapan DP 0% kendaraan bermotor di perusahaan pembiayaan alias multifinance di Tanah Air?

PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyebut bahwa implementasi program DP 0% di MUF digunakan khusus untuk segmen tertentu dan terbatas.

“Secara kualitas dari segmen tersebut diyakini akan terjaga dan tidak terpengaruh oleh besaran DP,” ujar Direktur Utama Stanley S. Atmadja kepada KONTAN, Senin (23/10).

Baca Juga: RPOJK Koperasi Dinilai Melanggar dan Berpotensi Merugikan Koperasi

Stanley mengungkapkan bahwa karena hanya digunakan untuk segmen yang sangat terbatas, maka kebijakan DP 0% tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan MUF.

“Tetapi walau secara volume tidak signifikan, kebijakan DP 0% ini akan tetap dibutuhkan oleh multifinance dalam menyediakan variasi paket pembiayaan yang lengkap untuk segmen yang berbeda-beda,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Stanley menambahkan bahwa pihaknya optimis hingga akhir tahun depan penyaluran pembiayaan MUF ditargetkan meningkat. Di mana, kata dia, penyaluran pembiayaan MUF diproyeksikan mencapai Rp 26,7 triliun.

“Sehingga dibandingkan dengan proyeksi 2023 nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 27,4% year on year (yoy),” tandasnya.

PT BNI Multifinance juga menyatakan bahwa penerapan DP 0% untuk pembiayaan kendaraan bermotor dilakukan secara selektif.

Chief Financial Officer BNI Multifinance, Legendariah Rasuanto menyampaikan pemberian DP 0% yang selektif tersebut terutama diberlakukan untuk program Car Ownership, dari grup usaha yang berkinerja baik.

“Saat ini business plan dan target 2024 kami masih dalam proses persetujuan dari Pemegang Saham,” katanya kepada KONTAN.

Meski begitu, Legendariah menuturkan bahwa BNI Multifinance berencana menambah beberapa kantor cabang baru. Hal ini tentunya demi meningkatkan pembiayaan perusahaan anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) itu.

“Dengan adanya rencana tahun depan untuk menambah jaringan cabang baru di beberapa kota, kami mengusulkan target pembiayaan 2024 tumbuh 60% sampai 75% dari pencapaian 2023,” pungkasnya.

Berbeda dengan lainnya, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengatakan bahwa perusahaan merasa tak membutuhkan program DP 0%.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menjelaskan di tahun 2023 perusahaan tidak menjalankan program DP 0%. Hal ini mengingat adanya dampak peralihan pandemi covid-19 menjadi endemi di Indonesia.

Baca Juga: BI Kerek Bunga, Bunga Kredit Multifinance Menyusul?

“Ini membuat kita fokus untuk meningkatkan tingkat prudential dalam memberikan kredit untuk memitigasi risiko peningkatan non performing loan (NPL),” ucapnya kepada KONTAN.

Ristiawan menuturkan bahwa di tahun 2024 di mana kebijakan DP 0% itu di mulai, CNAF merasa belum terlalu membutuhkan keluarnya DP 0%.

“Suku bunga yang tinggi, nilai tukar rupiah yang belum stabil dan berbagai macam aktifitas Pemilu akan mempengaruhi CNAF dalam menentukan target yang tidak terlalu agresif di tahun 2024,” tuturnya.

Meski tak menerapkan program DP 0%, lanjut Ristiawan, CNAF optimis dapat meningkatkan total pembiayaan, minimal di angka 7,5% atau setara dengan Rp 8,5 triliun di tahun 2024.

“Di tahun 2024 kita menentukan target di kisaran 7.5% hingga 10%, tetapi ini bisa berubah dengan melihat situasi dan kondisi makro ekonomi negara kita dan dampak pemilu di semester II tahun 2024,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×